Tips Motivasi

Anti Stres *Metode Spiritual Motivasi Diri & Manajemen Emosi ^ Pencerahan #mindfulness #nonduality

Satu Cara Manajer Memotivasi Karyawan

Seorang manajer memang tidak bisa memberikan uang perusahaan sesuka hatinya kepada karyawan sebagai sebuah motivasi.

Tapi seorang manajer bisa memberikan insentif sederhana untuk memotivasi karyawan sesuai batas kewenangannya.

Sebenarnya, untuk memotivasi karyawan tidak dibutuhkan insentif yang terlalu besar. Insentif besar malah bisa menjadi kontra-produktif.

Contohnya: dalam suatu perusahaan, sebuah ide yang bisa berkontribusi atau menambah efisiensi diberikan insentif dalam jumlah yang banyak.

Maka yang terjadi selanjutnya; sedikit sekali ide-ide yang muncul karena karyawan akan menjadi sangat perhitungan mengingat insentif yang dipertaruhkan besar.

Pikirannya menjadi tidak kreatif karena tersumbat ketakutan atau obsesi dari insentif yang besar. Persaingan yang muncul di antara karyawan juga menjadi keras, saling menjegal dan menjadi persaingan yang tidak sehat.

Insentif yang besar akan mensyaratkan ide yang berdampak besar juga. Perusahaan tidak akan perduli pada ide-ide kecil. Padahal dari ide-ide yang kecil, bisa diolah bersama dan dikembangkan menjadi suatu gagasan yang hebat.

Sedangkan pada perusahaan lain yang menerapkan pemberian insentif yang kecil, sederhana, atau murah bahkan; akan memancing banyak ide-ide baru. Ide- ide besar atau kecil, bermunculan.

Meskipun banyak ide yang muncul yang tidak terlalu praktis pada awalnya, cepat atau lambat, beberapa ide tersebut akan berkembang menjadi ide-ide yang brilian.

Insentif kecil tidak akan memacu respon emosional yang bisa menyumbat kreativitas. Semua karyawan akan saling bersaing dengan sehat bahkan bisa saling membantu mengembangkan ide-ide dari rekan-rekannya yang lain.

Insentif yang kecil juga akan memicu reaksi psikologis dalam diri seorang karyawan. Ia akan berpikir bahwa ia melakukannya bukan karena insentif, oleh karena kecilnya insentif tersebut, ia akan menjustifikasi bahwa tindakannya itu muncul dari dalam dirinya sendiri.

Motivasi dari hati akan jauh lebih kuat daripada insentif apapun.

Jadi, para manajer harus kreatif dan memberikan insentif yang sesuai kemampuannya. Insentif bisa saja hanyalah sebuah piagam atau pena yang cantik. Tapi dampak dari penghargaan yang kecil ini tidaklah kecil.

Karyawan akan merasa diakui dan pekerjaannya menjadi sedikit menarik dan cukup menantang. Inilah yang terpenting dari aspek intrinsik sebuah pekerjaan. Dorongan bekerja yang datang dari inspirasi. Motivasi dari hati. 100%!

Iklan

Manajemen Energi untuk Kesuksesan

Bakat, keahlian, dan kegigihan memang menentukan kesuksesan seseorang dalam meraih puncak kesuksesan.

Namun untuk tetap berada di puncak tersebut, ia membutuhkan manajemen energi yang baik yang mampu membuatnya bertahan di puncak kesuksesan.

Manajemen energi yang baik terdiri dari fokus dan relaksasi, pengoptimalan dan pemulihan tenaga dari energi fisik, emosional, dan spiritual.

Pengelolaan energi yang baik akan menghasilkan lebih banyak dengan bekerja lebih sedikit. Ini disebut bekerja cerdas daripada bekerja keras.

Bekerja terlalu keras akan meruntuhkan keseimbangan karir-keluarga, merusak kesehatan, dan merugikan diri. Banyak riset yang menggambarkan bagaimana para pekerja keras ini tersangkut masalah minuman keras, stres dan depresi, serta perceraian. Seseorang yang bekerja terlalu lama dan memforsir energinya bisa membuat dirinya dan orang lain celaka.

Para atlit profesional memanfaatkan waktu jeda untuk beristirahat, menurunkan detak jantungnya, mengatur nafas agar bisa fokus kembali dan mencapai puncak ritme permainannya. Para olahragawan yang tidak memanfaatkan waktu jeda untuk melakukan ritual mini relaksasi ini, dalam sebuah permainan olahraga yang berlangsung beberapa jam, akan mudah lelah, kehilangan konsentrasi, dan kalah.

Seorang pekerja bisa menjadi jenuh dan kehilangan passion terhadap pekerjaannya, jika tidak memiliki suatu hobi atau minat lain sebegai sebuah sarana pelepasan. Pola alami dari bekerja dan melepas disebut osilasi. Keseimbangan yang harmonis antara aksi dan relaksasi ini mutlak harus dijaga.

Osilasi yang buruk akan mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh atau pelemahan sistem imun. Seseorang akan lebih mudah terserang penyakit, sensitif dan menjadi sangat egois serta pemarah. Emosi yang tidak terkendali yang disebabkan oleh manajemen energi yang buruk akan menghambat perasaan empati untuk sinergi, kreativitas untuk solusi, kesabaran, kepercayaan, kebaikan, kebijaksanaan, dan sebagainya.

Manajemen energi yang baik akan menguatkan kecerdasan emosi dan spiritual yang berperan penting dalam meraih dan mempertahankan kesuksesan. Kekuatan kehendak untuk berdisiplin, keuletan supaya bisa selalu bangkit dari kegagalan, fleksibilitas agar terus proaktif dalam menghadapi tantangan, dan seterusnya.

Gagasan saya sederhana, untuk pemaparan yang lebih lengkap; silahkan baca banyak buku yang berkaitan dengan manajemen energi ini. Baik itu untuk energi fisik, emosional atau spiritual. Bacalah tentang bagaimana cara berolahraga yang benar, makanan yang bergizi, meditasi atau tentang praktek religius lainnya yang bisa menyegarkan aspek spiritual kita, senam otak, ilmu pernafasan, kesehatan umum, dan lain-lain.

Akhir kata, saya ingin sekali lagi menekankan bahwa untuk mencapai suatu tujuan, meraih kesuksesan, dibutuhkan suatu manajemen energi yang baik. Mendapatkan dan mempertahankan keberhasilan bukan hanya membutuhkan kekuatan besar, tapi juga pemulihan dari sumber kekuatan itu sendiri. Kita harus tidak lupa untuk selalu: beristirahat…

%d blogger menyukai ini: