The Unconditioned = Freedom (from Suffering)

by @rezawismail

Penderitaan adalah penjara,

Semua manusia, bahkan segala jenis mahluk hidup di dunia pasti terikat dengan kondisi-kondisi serta keadaan alias “terkondisikan”

Jika ingin bebas derita maka harus bisa membebaskan “diri” dari pengkondisian ini, pertanyaannya bagaimana caranya?

Sedangkan eksistensi semuanya yang ada pasti terkondisikan, bahkan kebahagiaan pun itu fana karena tidak terlepaskan dari kondisi.

Kondisi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi; program mental dan arus pikiran dari lingkungan lalu pendidikan serta genetika, dst.

Banyak hal yang terjalin saling berkaitan “memaksa” orang untuk mendapatkan “nasib” tertentu dan memiliki respon/reaksi perilaku yang sudah menjadi ciri perilaku kebiasaan/karakter pribadi sehingga kuncinya adalah bukan menghilangkan kondisi tetapi menyadari delusi sang “diri” sehingga sebenarnya tak ada yang benar-benar murni hasil upaya “diri” sendiri.

Bahkan orang jahat pun tak benar-benar berkehendak bebas memilih menjadi penjahat; melainkan korban pengkondisian juga.

Mungkin otaknya ada kelainan (psikopat/sosiopat), terpaksa karena tidak tahu, akibat desakan lingkungan atau sosial- ekonomi, pengaruh genetika dan edukasi, sistem, dll.

Bisa dibilang nasib yang ada adalah kehendak ilahi, manusia korban dari kuasa para dewa, kesuksesan tergantung dewi fortuna belaka..

Namun; kekayaan, kekuasaan, popularitas pun tetap tidak membawa kebahagiaan permanen; ketidakpuasan pasti tiba.

Inilah pengkondisian manusiawi yang tidak kan pernah puas dan bahagia abadi; apalagi dari kesenangan indrawi saja!

Bebaskan “diri” dari beragam kondisi dengan observasi untuk perenungan: amati & mengenali beragam kondisi, identifikasi demi regulasi emosi supaya tenang dan damai, kebahagiaan sejati.

Memiliki pandangan yang benar atas apa yang menjadi faktor-faktor berbagai pengkondisi.

Lalu mengurai “diri” dan realita; segalanya tanpa esensi alias tanpa isi atau kosong; maka dari kekosongan ini diisi:

Makna dan koneksi, berbagi serta bersosialisasi, memberi arti dan manfaat; menjadi lebih peduli dengan ketulusan welas-asih, karena;

Cinta kasih adalah jalan untuk terbebas dari beragam kondisi yang membatasi sampai menggapai keadaan tak terkondisi