Pelajaran Motivasi dari Starbucks’ LATTE

Saat Starbucks menganalisa hubungan kekuatan kehendak dengan motivasi kerja para karyawannya, ternyata mereka yang tampak kurang semangat dalam bekerja tetap mampu memberikan kinerja yang bagus.

Namun, jika menghadapi suatu kejadian yang tak terduga atau tekanan yang mendadak dalam pekerjaan, karyawan yang memiliki tekad kuat maupun yang kurang, sama-sama bisa kehilangan kontrol.

Misalnya, ketika seorang pelanggan mulai mengeluh lalu marah-marah dan membentak bisa membuat seorang barista yang biasanya kalem menjadi ikut meledak atau bahkan menangis. Momen-momen berat yang membawa stres kepada para pegawai ini perlu diantisipasi.

Starbucks lalu mengembangkan suatu metode baru dalam pelatihan untuk memberikan layanan pelanggan yang baik. Jadi, waktu terjadi sesuatu seperti pembeli yang marah-marah, barista yang merasa takut atau marah bisa tetap menjalankan suatu rutinitas yang ada dalam pedomannya yaitu: LATTE.

Baca entri selengkapnya »

Iklan