Tips Motivasi

Focusing on Happiness

Month: September, 2012

Motivasi untuk Peningkatan Kinerja

Kurangnya motivasi adalah penyebab utama penurunan kinerja. -Reza Wahyu

Beberapa perusahaan memiliki prosedur kerja yang sudah terarah dan tidak begitu sulit untuk diikuti. Jika para karyawan menjalankan tugasnya dengan benar sesuai arahan manajemen dan instruksi atasan, seharusnya bisa menghasilkan kinerja yang baik.

Masalahnya, banyak karyawan yang merasakan kekurangan semangat atau motivasi dan kinerjanya menjadi kurang bagus. Mereka menjadi bermalas-malasan dan suka menunda-nunda. Potensi kemampuan yang ada tidak digunakan dengan sepenuh daya dan upaya.

Jika saja karyawan bisa bekerja dengan tingkat motivasi yang tinggi, perusahaan akan diuntungkan berkat produktivitas hasil kinerja yang meningkat. Karyawan yang rajin bekerja dan termotivasi tinggi akan memberikan kontribusi yang terbaik untuk perusahaan.

Walaupun begitu, manusia bukan robot. Sikap perbuatan dari sang karyawan tidak bisa diprogram dan berperilaku konsisten. Segala tindakannya terpengaruh oleh suasana batinnya tidak hanya kondisi fisik. Ilmu pengetahuan yang berwawasan batiniah disebut ilmu psikologi.

Baca entri selengkapnya »

Menunda Penundaan

Jangan menunda. Tidak akan ada waktu yang benar-benar tepat. -Napoleon Hill

Banyak orang tidak melakukan hal yang ingin dilakukan, hal-hal yang sebaiknya segera dilakukan. Seringkali kita menunda-nunda dan pada akhirnya akan merugikan diri kita sendiri.

Selalu saja ada alasan untuk menunda; merasa terbebani atau kesulitan, menganggap remeh aktivitas yang seharusnya dikerjakan, atau menunggu waktu yang benar-benar tepat. Bahkan ada juga orang yang menunda demi citra dirinya, biasanya orang yang bersifat perfeksionis.

Misalnya di hari senin kita mengetahui ada tugas yang harus diselesaikan hari jumat. Kalau kita memulai tugas tersebut dengan segera, mulai selasa pagi besok hari lalu ternyata gagal, kita akan merasa bodoh dan tidak kompeten.

Namun, orang yang ingin menjaga citra dirinya secara tidak sadar menunda pekerjaan tersebut hingga hari kamis. Sehingga jika gagal, dia akan menyalahkan waktunya yang kurang dan bukan menganggap dirinya bodoh atau tidak kompeten.

Bisa juga ketika kita tunda suatu kegiatan, ada kegiatan lain yang lebih menarik atau menyenangkan meskipun tidak sepenting pekerjaan yang kita tunda.

Contohnya, banyak pelajar lebih suka bermain videogames daripada mengerjakan tugas rumah atau beberapa wanita karir lebih condong untuk menonton acara gosip daripada menyelesaikan materi presentasinya untuk meeting minggu depan.

Sepertinya ada yang berdebat di dalam kepala kita. Tarik-menarik argumen seakan-akan ada ajakan malaikat dan bisikan setan. Ada dua suara yang saling bertentangan mencoba mempengaruhi otak kita. Dan kenyataannya, memang ada!

Baca entri selengkapnya »

Motivasi Karyawan: Paradigma Kerja, Pengaturan Perspektif dan Pengolahan Persepsi

Jika ingin membuat perbaikan kecil, ubahlah perilaku. Jika ingin berkembang secara drastis, ubahlah paradigma. – Stephen Covey

Motivasi berasal dari bahasa latin: movere yang berarti bergerak. Motivasi seringkali didefinisikan sebagai semangat yang mendorong perilaku untuk bertindak sesuai tujuan atau arah yang diinginkan.

Beberapa pakar telah mencetuskan beragam teori motivasi yang berfokus pada faktor-faktor internal. Dorongan dari dalam diri dianggap sebagai motivator utama dengan faktor-faktor luar seperti imbalan finansial sebagai insentif penguat motivasi intrinsik; yang berasal dari dalam diri seperti kebutuhan.

Baca entri selengkapnya »

3 Strategi Negosiasi yang Efektif

Negosiasi yang sukses dan solid/suistainable adalah kesepakatan yang diraih tanpa ada pihak yang merasa dikalahkan. -Reza Wahyu

Negosiasi memang berisi penawaran-penawaran dan kompromi. Kadang ada pihak-pihak yang terkait harus mengalah sampai suatu batas tertentu. Tapi yang terpenting adalah para pihak harus menemukan win-win solution, sehingga kesepakatann didapat tanpa ada pihak yang merasa inferior atau kalah.

Sebagai negosiator, tujuan utama perlu ditetapkan sebelum proses negosiasinya dimulai. Nilai yang ingin ditawar atau yang ditawarkan harus diputuskan di awal diskusi. Tuntutan yang akan diminta dan kompensasi yang siap diberikan harus dipersiapkan dari pertama kali bernegosiasi.

Maka dari itu, pengumpulan data dan informasi dini mutlak dilakukan. Lalu, sang negosiator perlu belajar prinsip-prinsip persuasi yang telah terbukti ilmiah seperti yang pernah saya tuliskan di blog 100motivasi, silahkan baca disini, disini, dan disini.

Taktik negosiasi yang utama adalah mengamankan posisi tawar yang lebih unggul. Dengan kuatnya bargaining power, negosiator akan memiliki jangkauan yang lebih luas dan ruang yang lebih lebar agar lebih leluasa atau fleksibel dalam bernegosiasi.

Berikut adalah strategi untuk dapat menjalankan taktik negosiasi yang utamanya bisa membuat kita memiliki posisi tawar yang lebih tinggi:

1) Memiliki Keunggulan Daya Saing
Dengan bargaining power yang tinggi, negosiator bisa mempengaruhi proses negosiasi ke arah yang diinginkan. Misalnya; jika kita dalam posisi penjual, kita harus memiliki minimal dua pembeli atau lebih. Dalam prinsip persuasi ini disebut prinsip validasi sosial dan prinsip kelangkaan yang membuat produk yang kita jual menjadi berharga tinggi karena tampak laku serta terasa terbatas kesempatannya untuk dimiliki.

Baca entri selengkapnya »

5 Kesalahan Sales yang Mengurangi Produktivitas Penjualan

Peningkatan penjualan didapatkan dari pembelajaran dan perbaikan yang dilakukan oleh sang penjual secara konsisten. -Reza Wahyu

Beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan tanpa disadari bisa mengurangi produktivitas sales adalah sebagai berikut:

1) Menjadi Brosur Berjalan
Sales tidak bersemangat membantu dan tidak melayani pelanggan dengan empati serta penuh perhatian. Sales hanya menyediakan informasi akan fitur-fitur produk tanpa menggali kebutuhan dan keinginan prospek. Sales hanya mengumbar fitur-fitur yang ada tanpa menawarkan beragam manfaat yang jelas atau sebagai solusi yang tepat dalam persepsi pelanggan. Sales lebih banyak berbicara, berpromosi, daripada mendengarkan sang calon pembeli.

2) Manipulatif dan Munafik
Sales berusaha mempengaruhi prospek secara berlebihan dengan sok akrab tanpa membangun kepercayaan terlebih dahulu dan memaksakan keakraban sehingga interaksi terasa tidak alami. Sales berkomunikasi lewat iming-iming yang terlalu muluk atau ancaman yang memanfaatkan ketakutan sang calon pembeli. Sales menutup-nutupi sebagian informasi tentang kekurangan produk atau resiko yang mungkin dihadapi oleh pelanggan.

Baca entri selengkapnya »