Tips Motivasi

Focusing on Happiness

Kategori: motivasi

Ringkasan Buku: A New Earth

A New Earth: Awakening to Your Life’s Purpose karya Eckhart Tolle adalah panduan spiritual yang menawarkan pemahaman mendalam tentang pikiran manusia dan dampaknya pada kehidupan kita.

Tolle berpendapat bahwa akar dari sebagian besar penderitaan kita terletak pada ego kita, bagian dari kesadaran kita yang terus-menerus berusaha mempertahankan rasa diri melalui identifikasi dengan pikiran, perasaan, dan pengalaman kita.

Buku ini dimulai dengan mengeksplorasi konsep ego dan perannya dalam menciptakan rasa diri yang salah.

Tolle menyarankan bahwa dengan menyadari intrik ego kita, kita dapat mulai melampaui keterbatasannya dan mengalami rasa damai dan kepuasan yang lebih dalam.

Tolle kemudian menyelidiki pentingnya hidup di masa kini.

Ia menekankan bahwa ego terutama berkaitan dengan masa lalu dan masa depan, dan bahwa dengan berfokus pada masa kini, kita dapat terbebas dari siklus penderitaan dan menemukan kebahagiaan sejati.

Penulis juga memperkenalkan gagasan tentang “kesadaran tanpa syarat,” suatu keadaan kesadaran yang melampaui ego dan menghubungkan kita dengan tingkat realitas yang lebih dalam.

Tolle percaya bahwa dengan menumbuhkan kesadaran tanpa syarat, kita dapat mengalami transformasi mendalam dan menemukan hakikat sejati kita.

Di seluruh buku, Tolle menawarkan teknik praktis untuk menumbuhkan kesadaran dan kewaspadaan, seperti meditasi, menulis jurnal, dan sekadar mengamati pikiran dan perasaan kita tanpa menghakimi.

Ia juga memberikan panduan tentang cara menghadapi emosi dan situasi yang sulit. Di bab-bab terakhir, Tolle mengeksplorasi konsep “bumi baru”, dunia yang dicirikan oleh kedamaian, harmoni, dan kasih sayang.

Ia berpendapat bahwa dengan mengubah kesadaran individu kita, kita dapat berkontribusi pada penciptaan masa depan yang lebih tercerahkan dan berkelanjutan bagi umat manusia.

Bumi Baru adalah buku yang menggugah pikiran dan menginspirasi yang menawarkan perspektif baru tentang pengalaman manusia.

Pesan Tolle sederhana namun mendalam: dengan memahami hakikat ego kita dan menumbuhkan kesadaran yang lebih dalam tentang momen saat ini, kita dapat terbebas dari penderitaan dan menemukan kehidupan yang lebih memuaskan dan bermakna.*

*Karya dibuat dengan AI: Gemini oleh Google

Ringkasan Buku: The Power of Now

“The Power of Now” oleh Eckhart Tolle adalah buku yang mengajak pembaca untuk hidup di saat ini dan menemukan kedamaian batin. Berikut adalah ringkasan dalam 10 paragraf:

  1. Pendahuluan: Eckhart Tolle memulai dengan menjelaskan bahwa banyak dari penderitaan manusia berasal dari identifikasi berlebihan dengan pikiran dan ego. Pikiran kita sering kali terjebak dalam masa lalu atau masa depan, sehingga kita kehilangan momen saat ini yang sebenarnya adalah satu-satunya waktu yang kita miliki1.
  2. Anda Bukanlah Pikiran Anda: Tolle menekankan bahwa kita bukanlah pikiran kita. Pikiran adalah alat yang berguna, tetapi sering kali menjadi penghalang ketika kita terlalu terikat padanya. Kesadaran akan pikiran kita adalah langkah pertama menuju pembebasan1.
  3. Kesadaran sebagai Jalan Keluar dari Kepedihan: Dengan menjadi sadar akan momen saat ini, kita dapat melepaskan diri dari penderitaan yang disebabkan oleh penyesalan masa lalu dan kekhawatiran masa depan. Kesadaran ini membawa kita pada kedamaian batin1.
  4. Masuk Lebih Dalam ke Saat Sekarang: Tolle mengajak pembaca untuk benar-benar merasakan momen saat ini dengan penuh perhatian. Ini bisa dilakukan melalui meditasi atau hanya dengan memperhatikan napas dan sensasi tubuh1.
  5. Strategi Pikiran untuk Menghindari Saat Sekarang: Pikiran kita sering kali menciptakan alasan untuk tidak berada di saat ini. Tolle mengidentifikasi berbagai strategi yang digunakan pikiran untuk menghindari momen sekarang dan bagaimana kita bisa mengatasinya1.
  6. Keadaan Kehadiran: Ketika kita benar-benar hadir, kita mengalami keadaan kehadiran yang mendalam. Ini adalah keadaan di mana kita merasa benar-benar hidup dan terhubung dengan diri kita sendiri dan dunia di sekitar kita1.
  7. Gerbang Menuju yang Tidak Berwujud: Tolle berbicara tentang dimensi spiritual yang lebih dalam yang bisa kita akses melalui kehadiran. Ini adalah dimensi di mana kita merasakan kedamaian dan kebahagiaan yang melampaui keadaan fisik kita1.
  8. Hubungan yang Dicerahkan: Dalam hubungan, kehadiran penuh membantu kita untuk benar-benar mendengarkan dan terhubung dengan orang lain. Ini menciptakan hubungan yang lebih dalam dan lebih bermakna1.
  9. Kedamaian yang Melampaui Kebahagiaan dan Ketidakbahagiaan: Tolle menjelaskan bahwa kedamaian sejati tidak tergantung pada keadaan eksternal. Ini adalah keadaan batin yang bisa kita capai dengan hidup di saat ini1.
  10. Arti Berserah Diri: Berserah diri bukan berarti menyerah, tetapi menerima momen saat ini apa adanya. Dengan menerima, kita bisa bertindak lebih efektif dan bijaksana1.

Buku ini mengajak kita untuk melepaskan identifikasi dengan pikiran dan ego, dan menemukan kedamaian dalam momen saat ini.

Tulisan ini dibuat dengan AI: Copilot di Aplikasi Bing oleh Microsoft Corp. All Rights Reserved!

Belajar dari Semua Orang: Menjadi Guru dan Murid dalam Kehidupan

Dalam kehidupan ini, kita sering kali menganggap bahwa belajar hanya terjadi di ruang kelas dengan seorang guru yang berdiri di depan kita.

Padahal, setiap individu yang kita temui memiliki potensi untuk menjadi guru bagi kita.

Setiap percakapan, interaksi, dan pengalaman dapat membawa pelajaran berharga yang membantu kita tumbuh dan berkembang.

Sebagaimana kata pepatah, “Setiap orang yang Anda temui mengetahui sesuatu yang tidak Anda ketahui.”

Dengan membuka diri terhadap pelajaran dari orang lain, kita dapat memperkaya wawasan dan memperdalam pemahaman kita tentang dunia.

Tidak hanya kita dapat belajar dari orang lain, tetapi kita juga memiliki potensi untuk menjadi guru.

Setiap pengalaman hidup yang kita alami, baik yang manis maupun yang pahit, bisa menjadi pelajaran berharga bagi orang lain.

Melalui berbagi cerita, kita dapat memberikan inspirasi dan motivasi kepada mereka yang sedang menghadapi situasi serupa.

Seperti yang dikatakan oleh Ralph Waldo Emerson, “Guru terbaik adalah mereka yang menunjukkan di mana mencari, tetapi tidak memberitahu apa yang harus dilihat.”

Kita dapat menjadi pemandu yang membantu orang lain menemukan jawaban dan solusi dalam perjalanan hidup mereka.

Selain menjadi guru bagi orang lain, penting juga untuk kita menjadi guru bagi diri kita sendiri.

Menumbuhkan kebiasaan refleksi dan introspeksi memungkinkan kita untuk belajar dari kesalahan dan pengalaman pribadi.

Dengan begitu, kita tidak hanya memperbaiki diri, tetapi juga membangun fondasi yang kuat untuk masa depan.

“Kebijaksanaan sejati datang kepada kita ketika kita menyadari betapa sedikit yang kita ketahui tentang kehidupan, diri kita sendiri, dan dunia di sekitar kita,” kata Socrates.

Dengan terus belajar dan berkembang, kita dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna dan penuh makna.

Peran kita sebagai guru tidak berhenti pada diri sendiri…

Dalam keluarga, kita memiliki tanggung jawab untuk menjadi contoh dan pembimbing bagi pasangan dan anak-anak kita.

Mengajarkan nilai-nilai, keterampilan, dan pengetahuan kepada mereka bukan hanya tanggung jawab, tetapi juga sebuah kehormatan.

Ketika kita mendidik anak-anak kita, kita menanamkan benih-benih yang akan tumbuh menjadi pohon pengetahuan yang kuat dan tahan lama.

Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, “Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang dapat Anda gunakan untuk mengubah dunia.”

Namun, peran sebagai guru juga datang dengan peran sebagai murid yang terus belajar.

Dalam dunia yang terus berkembang dan berubah, kita harus terus memperbarui diri dan menyesuaikan dengan perubahan tersebut.

Tidak ada batas usia untuk belajar; semangat untuk terus mengejar pengetahuan adalah kunci untuk tetap relevan dan kompetitif.

Seperti yang diungkapkan oleh Albert Einstein, “Hidup itu seperti mengendarai sepeda; untuk menjaga keseimbangan Anda, Anda harus terus bergerak.”

Dengan semangat belajar yang tak pernah padam, kita dapat menghadapi setiap tantangan dengan keyakinan dan ketabahan.

Absurdisme (Repost Blog 2010)

Dalam mitologi Yunani; Sisyphus adalah seorang raja yang dihukum di neraka karena menipu kematian. Dia dihukum di neraka oleh para dewa dengan cara mendorong batu besar ke atas gunung yang mana batu tersebut setelah di puncak akan kembali jatuh ke bawah dan Sisyphus harus mendorongnya lagi ke atas, begitu seterusnya -selamanya. Siksaan yang sungguh mengerikan.

Filsuf Albert Camus menuliskan kembali Mitologi Sisyphus dan mengatakan bahwa kita bisa membayangkan bahwa Sisyphus bisa berbahagia dalam siksaannya. Sisyphus, seseorang yang tersiksa selama-lamanya di neraka dan tak bisa kemana-mana kecuali mendorong batu besar ke puncak gunung, ternyata bisa berbahagia.

Kita bisa merefleksikan diri kita, para pekerja di jaman modern ini, sebagai Sisyphus. Kita bekerja sampai sore, lalu pulang beristirahat bagai Sisyphus yang menuruni gunung seiring kejatuhan batunya, dan kembali bekerja lagi keesokan hari seperti Sisyphus yang kembali mendorong batu ke atas puncak. Dengan analogi ini, bisakah kita juga berbahagia dalam keseharian kita?

Albert Camus menggambarkan sesosok manusia absurd yang bisa berbahagia dimanapun dan kapanpun selama dia hidup di dunia ini. Absurdisme adalah filsafatnya yang menjawab adakah manusia menemukan makna hidupnya di dunia ini? Dan yang absurd adalah keinginan mendasar dari manusia yang mendapatkan arti dari kehidupan di alam ini namun semesta tidak bisa memberikan jawaban yang mutlak. Maka manusia absurd adalah manusia yang menerima keabsurd-an/absurditas ini dengan ikhlas. Penerimaan ini akan membebaskannya, dan bisa bahagia disini dan saat ini juga.

Manusia absurd akan melihat bahwa dirinya amat sangat kecil dan hampir-hampir hilang di dalam hamparan galaksi-galaksi yang sangat luas. Bumi yang sangat luas ternyata hanyalah planet kecil yang bagaikan debu di antariksa yang amatlah besar. Di alam semesta yang tiada terkira ini, segala masalah menjadi sangat tidak penting. Manusia absurd tidak akan pernah memusingkan suatu masalah atau apapun, karena segala urusannya tidak ada yang penting bagi alam semesta ini, dan bebaslah dia dari kecemasan.

Manusia absurd menyadari bahwa yang pasti di dunia ini adalah kematian. Dia mengetahui bahwa segala peradaban akan musnah, semua yang berawal akan berakhir, dan tiada yang abadi. Pada akhirnya, segalanya tiada yang penting dan semuanya tidak akan ada artinya lagi. Manusia absurd akan menjalani kehidupannya dengan perasaan penuh syukur karena dia masih hidup dan bisa menikmati kehidupan. Manusia absurd akan menjalani hari dengan gembira, menyantap makanannya dengan lezatnya seakan-akan itu makanan terakhirnya, dan memang bisa jadi. Dia akan menghargai kehidupan dan menghormati sesama, kita semua bisa berpisah kapan saja karena kematian pasti datang tak diketahui pasti. Manusia absurd semaksimal mungkin bersenang-senang dan membuang jauh-jauh kekhawatiran.

Dengan segalanya yang hanya sementara, tiada artinya, dan pasti musnah; manusia absurd tidak mau melekat pada apapun. Segalanya baginya hanyalah ilusi, tiada yang penting, bermakna, dan semuanya sama saja. Melewati segala masa; susah dan senang, manusia absurd akan tetap tenang. Kedamaian akan merekah karena dia bisa melihat semuanya seperti apa adanya, tanpa perlu dilabeli apa-apa dan tiada usah diberi arti apapun. Manusia absurd berbahagia dengan apapun yang dimilikinya tanpa terikat pada apapun, karena apapun pasti kan binasa.

Tanpa kemelekatan, kita tak akan merana. Berbahagia kapanpun dan dimanapun kita berada. Bebas bermain dan merayakan kehidupan yang sementara namun patut kita syukuri ini. Kebahagiaan ada di tangan kita sendiri, tidak tergantung dari luar, dari apapun yang kita punya, atau siapapun yang kita miliki, karena semuanya tidak ada yang abadi, tidak ada yang penting, tidak ada yang berarti. Kebahagiaan ada di dalam diri, berasal dari ketenangan kita, ketidakmelekatan, kebebasan dari segalanya, penerimaan yang ikhlas akan yang absurd…

Bebas berbahagia, sekarang dan disini, kapanpun dan dimanapun juga…

SUMBER: https://rezawahyu.blogspot.com/2010/12/absurdisme-how-to-be-happy-anytime.html

Tips Filosofi Teras: Ketika Hidup Terasa Berat

Jangan Mengeluh. Bayangkanlah yang sekarang bisa jadi lebih buruk, sehingga bersyukurlah itu tidak terjadi dan saat ini masih bisa dinikmati #negativevisualization

https://www.instagram.com/reel/CxnZOJGB2cM/?igshid=NzZhOTFlYzFmZQ==