Penderitaan adalah penjara,
Semua manusia, bahkan segala jenis mahluk hidup di dunia pasti terikat dengan kondisi-kondisi serta keadaan alias “terkondisikan”
Jika ingin bebas derita maka harus bisa membebaskan “diri” dari pengkondisian ini, pertanyaannya bagaimana caranya?
Sedangkan eksistensi semuanya yang ada pasti terkondisikan, bahkan kebahagiaan pun itu fana karena tidak terlepaskan dari kondisi.
Kondisi adalah faktor-faktor yang mempengaruhi; program mental dan arus pikiran dari lingkungan lalu pendidikan serta genetika, dst.
Banyak hal yang terjalin saling berkaitan “memaksa” orang untuk mendapatkan “nasib” tertentu dan memiliki respon/reaksi perilaku yang sudah menjadi ciri perilaku kebiasaan/karakter pribadi sehingga kuncinya adalah bukan menghilangkan kondisi tetapi menyadari delusi sang “diri” sehingga sebenarnya tak ada yang benar-benar murni hasil upaya “diri” sendiri.
Bahkan orang jahat pun tak benar-benar berkehendak bebas memilih menjadi penjahat; melainkan korban pengkondisian juga.
Mungkin otaknya ada kelainan (psikopat/sosiopat), terpaksa karena tidak tahu, akibat desakan lingkungan atau sosial- ekonomi, pengaruh genetika dan edukasi, sistem, dll.
Bisa dibilang nasib yang ada adalah kehendak ilahi, manusia korban dari kuasa para dewa, kesuksesan tergantung dewi fortuna belaka..
Namun; kekayaan, kekuasaan, popularitas pun tetap tidak membawa kebahagiaan permanen; ketidakpuasan pasti tiba.
Inilah pengkondisian manusiawi yang tidak kan pernah puas dan bahagia abadi; apalagi dari kesenangan indrawi saja!
Bebaskan “diri” dari beragam kondisi dengan observasi untuk perenungan: amati & mengenali beragam kondisi, identifikasi demi regulasi emosi supaya tenang dan damai, kebahagiaan sejati.
Memiliki pandangan yang benar atas apa yang menjadi faktor-faktor berbagai pengkondisi.
Lalu mengurai “diri” dan realita; segalanya tanpa esensi alias tanpa isi atau kosong; maka dari kekosongan ini diisi:
Makna dan koneksi, berbagi serta bersosialisasi, memberi arti dan manfaat; menjadi lebih peduli dengan ketulusan welas-asih, karena;
Cinta kasih adalah jalan untuk terbebas dari beragam kondisi yang membatasi sampai menggapai keadaan tak terkondisi
Mindfulness adalah praktik hadir sepenuhnya dan terlibat dalam momen saat ini, dengan sikap terbuka, rasa ingin tahu, dan tidak menghakimi apapun situasi dan kondisi yang dialami disini sekarang juga.
Mindfulness adalah sarana yang ampuh untuk meningkatkan konsentrasi dan produktivitas, mengurangi stres dan kecemasan, serta meningkatkan kesehatan dan juga kesejahteraan pada umumnya.
Penelitian menunjukkan bahwa Mindfulness dapat meningkatkan perhatian, memori, dan fleksibilitas kognitif sehingga lebih produktif.
Mindfulness juga memiliki kemampuan untuk mengurangi gejala kecemasan hingga depresi, meningkatkan emosi positif, dan memperbaiki kesehatan mental secara keseluruhan.
Tapi bagaimana tepatnya seseorang melatih perhatian ala Mindfulness ini?
Ada banyak teknik, tetapi yang sederhana untuk memulai adalah memperhatikan napas.
Kita dapat meluangkan waktu beberapa saat setiap hari untuk memusatkan perhatian pada proses pernapasan, mengamati sensasi udara yang bergerak masuk dan keluar secara alami.
Saat pikiran muncul, cukup sadari saja tetapi dengan lembut arahkan perhatian ke napas.
Meditasi Mindfulness juga merupakan praktik populer yang melibatkan duduk dalam posisi nyaman untuk jangka waktu tertentu dan hanya mengamati pikiran, perasaan, dan sensasi fisik tanpa menghakimi/penilaian tapi terbuka dengan rasa ingin tahu dan kelembutan.
Lembut artinya tidak memaksakan diri atau terlalu berusaha keras, tapi melepaskan segala ekspektasi dan sekedar memperhatikan dengan kelembutan perasaan kasih.
Compassion dan Curiousity adalah kunci dalam mendalami praktik Mindfulness ini.
Dengan berlatih rutin, teknik Mindfulness bisa membantu kita menjadi lebih sadar akan pola pikir serta program-program pemikiran dan lebih mampu meresponsnya dengan tepat.
Pendekatan lain untuk mindfulness adalah lebih terlibat dalam aktivitas sehari-hari dengan perhatian dan niat yang lebih.
Misal, membenamkan diri sepenuhnya dalam pekerjaan rumah tangga biasa seperti mencuci piring atau melipat cucian dapat membantu kita menjadi lebih hadir dan sadar dalam kehidupan sehari-hari (fokus tanpa distraksi)
Selain manfaat personal, Mindfulness juga dapat menumbuhkan rasa koneksi dan cinta yang lebih besar kepada orang lain (sosial)
Dengan menumbuhkan sikap keingintahuan dan keterbukaan, berhubungan dengan orang lain dapat lebih erat saling memahami dan keterampilan komunikasi meningkat demi membangun hubungan yang lebih positif.
Di dunia yang sibuk dan serba cepat saat ini, menjadi pribadi yang penuh perhatian bisa menjadi penangkal yang ampuh untuk stres dan kecemasan serta beragam emosi negatif.
Dengan mengambil langkah-langkah kecil setiap hari untuk mengembangkan praktik ini di jaman modern dapat tetap menjaga kewarasan kesehatan mental.
Jadi lebih spiritual meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan kehidupan yang lebih baik;
Dengan kebaikan hati, yang dimulai dari.. Be Mindful, praktek Mindfulness, melatih perhatian dengan penuh kesadaran.