Tips Motivasi

Focusing on Happiness

Tag: eksekusi

Mengaplikasikan Strategi Menjadi Eksekusi

Pengetahuan tanpa praktek seperti buku yang tak pernah dibaca. -Christopher Crawford

Di dalam suatu organisasi seperti perusahaan, para pemimpin membuat keputusan eksekutif yang menentukan pilihan strategis untuk kemajuan organisasi atau perusahaannya. Dan kemajuan tersebut didapatkan dari eksekusi strategi yang telah ditetapkan.

Sayangnya, banyak detail dari strategi yang menyimpang bahkan hilang pada saat para manajer mendelegasikan eksekusi dari strategi perusahaan kepada para karyawan.

Lalu, bagaimanakan manajemen perusahaan mengimplementasikan strategi ke tahap eksekusi secara tepat?

Baca entri selengkapnya »

Tension: Kunci Sukses Execution

Kesempurnaan bisa saja terdapat pada sebuah strategi, tapi kekurangannya ada pada tahap eksekusi. -Brent Scowcroft

Dalam meraih suatu tujuan, seseorang atau perusahaan memerlukan sebuah strategi pencapaian tujuan yang dijabarkan dalam satu atau beberapa rencana kerja. Rencana yang baik mesti memiliki sasaran-sasaran yang jelas, prosedur yang terperinci, batas waktu yang tegas, personil yang bertanggung jawab atau berkomitmen.

Namun, rencana sehebat apapun tidak akan menghasilkan apa-apa jika tidak dieksekusi. Eksekusi yang efektif memerlukan kedisiplinan bagi pelaksanaan rencana strateginya. Sebelumnya di blog 100motivasi.wordpress.com ini saya sudah menuliskan tentang ilmu disiplin eksekusi. Silahkan baca dengan klik disini.

Percuma memiliki suatu visi dan misi yang mulia, ide atau gagasan yang brilyan, tujuan dan cita-cita yang tinggi, rencana kerja dan jadwal prioritas yang cerdas kalau tidak dieksekusi tidak akan membawa hasil.

Tantangannya adalah memulai eksekusi tersebut. Banyak yang melakukan penundaan, masih sibuk berencana atau memang kurang termotivasi untuk beraksi.

Baca entri selengkapnya »

Disiplin Diri untuk Pelaksanaan Strategi

70% kegagalan disebabkan bukan karena lemahnya strategi melainkan karena kurangnya eksekusi dari strategi atau visi. -Ram Charan

Survei dari beragam industri oleh Harris Interactive menunjukkan bahwa hanya 37% karyawan yang memahami tujuan yang ingin dicapai perusahaannya, bahkan 13% saja dari seluruh karyawan dari suatu perusahaan yang benar-benar bisa memaksimalkan kinerjanya untuk mencapai tujuan tersebut.

Sebuah riset lebih lanjut mengungkapkan bahwa hanya 40% waktu kerja para karyawan di tingkat manajerial digunakan untuk melaksanakan tugas yang berkaitan dengan sasaran-sasaran penting di dalam departemennya. Sisanya, banyak yang sibuk tapi tidak terlalu produktif.

Produktivitas menjadi berkurang secara signifikan seiring waktu kerja yang dihabiskan tanpa berfokus pada implementasi strategi organisasi.

Dengan kata lain, perusahaan menjadi boros atau meningkatkan biaya yang disebabkan oleh kurang optimalnya upaya sang karyawan untuk bekerja secara efektif dan efisien.

Beberapa pemimpin yang kreatif; mampu menciptakan banyak ide, visi, atau strategi untuk memajukan perusahaan. Namun gagal dalam tahap pelaksanaan strateginya. Bermasalah dalam eksekusi.

Baca entri selengkapnya »

Faktor ‘X’ pada Motivasi Pegawai

“70 % kegagalan disebabkan oleh kurangnya eksekusi atau implementasi dari strategi; bukan karena lemahnya strategi itu sendiri.” -Ram Charan.

Hasil survey beragam industri: hanya 37 % pegawai/karyawan memahami apa tujuan tingkat korporat dan cuma 13 % yang bekerja sinergis secara optimal untuk tujuan perusahaannya. (Harris Interactive)

Banyak ide bagus berkembang dan bermunculan di ruang-ruang rapat direksi, manajer, staf di perusahaan. Akan tetapi, yang dibutuhkan oleh perusahaan bukan ide bagusnya melainkan eksekusi dari ide-ide (bahkan pada ide yang tidak terlalu bagus pada awalnya, tapi bisa direvisi sambil berjalan).

Inilah faktor terpenting dalam motivasi pegawai, eksekusi. Faktor X yang berari eXecution. Ide yang baik adalah ide yang dilaksanakan bukan yang bagus secara teori saja.

Banyak perusahaan gagal pada tahap pelaksanaan. Para eksekutif di banyak perusahaan tidak akan pernah kekurang ide, strategi, visi, misi, dll. Kita punya teori motivasi intrinsik, psikologi personal & intra-personal/dinamika sosial, drive, NLP, NAC, neuroscience, dll.

Bagaimana mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan ini menjadi praktek nyata? Seperti apa transisi dari teori/perencanaan menjadi implementasi? Ini membutuhkan faktor X (eksekusi) yang terdiri dari beberapa elemen penting:

1. Penetapan tujuan yang jelas dan terfokus. Tujuan ini harus bisa diterjemahkan ke dalam rencana tindakan mingguan dan harian (kalau perlu bulanan, semesteran, tahunan). Namun yang terpenting adalah pemusatan konsentrasi.

Kita harus berfokus pada satu sasaran terpenting dan prioritaskan maksimal 2 sasaran pendamping.

2. Penegasan antara jadwal perencanaan dan pelaksanaan. Jika sudah dalam tahap pelaksanaan sudah tidak perlu memikirkan perencanaan. Pemikiran akan dilakukan lagi pada tahap evaluasi dan perencanaan ulang yang dinilai dari akuntabilitas para manajer dan pegawai pelaksana.

Kalau diperlukan, perusahaan bisa menunjuk satu orang agen perubahan yang memimpin sekelompok pegawai (pecahlah suatu departemen/divisi menjadi beberapa kelompok kecil). Ciptakan juga simbolisasi dan kompetisi internal perusahaan dalam menanamkan budaya eksekusi dari strategi tingkat korporat perusahaan.

Tahap pelaksanaan juga mesti memiliki penanda untuk melacak dan mengukur seberapa jauh sudah berjalan serta seberapa dekat dengan tujuan akhir/bulanan, sebagai contohnya.

3. Atasan harus secara berkala memonitor perkembangan dari eksekusi strateginya.

Pegawai pun diberikan kesempatan untuk membuat pertanggungjawaban lewat evaluasi dan umpan balik. Para eksekutif perusahaan harus mampu mengkomunikasikan konsep dari nilai-nilai pokok/prinsip dari ide-ide/strateginya kepada manajer sebagai moderator dari para pelaksana.

Budaya perusahaan harus mampu men-stimulasi peran proaktif dari semua lini termasuk karyawan di level bawah. Penghargaan harus diberikan secara sederhana, agar lebih banyak memancing partisipasi aktif para pegawai.

Penghargaan sederhana akan mendorong keberanian pegawai dalam memberikan ide/tindakan yang memajukan perusahaan, yaitu dengan mengarahkan motivasi pegawai dari eksternal menjadi lebih bersifat internal (karena kesederhanaan penghargaannya).

Saya akan jelaskan lebih gamblang lagi beberapa konsep di atas yang mungkin belum terlalu jelas pada tulisan-tulisan selanjutnya. Stay tuned!

Cara Mudah untuk Berubah

Untuk maju, kita perlu berubah. Untuk bertahan kita perlu beradaptasi dari perubahan. Perubahan itu pasti. Segalanya berubah. Kita tinggal pilih; ikut berubah atau expired/punah.

Kesuksesan membutuhkan perubahan. Dan kesuksesan yang tahan lama membutuhkan perubahan yang tahan lama juga. Kita bisa berubah untuk sesaat atau untuk selamanya. Silahkan pilih!

Namun terkadang, perubahan itu sulit. Otak primitif kita takut pada perubahan. Oleh karena, perubahan itu tidak nyaman. Bisa berbahaya, kata otak primitif kita.

Namun, otak modern kita (neo-cortex) bisa bekerja maksimal dengan menciptakan perubahan. Ide-ide brilian, inovasi dan kreativitas datang dari pikiran modern kita (otak depan/prefrontal cortex).

Sayangnya, otak modern ini bisa lumpuh, kalah diambil alih oleh insting otak primitif kita. Amygdala adalah bagian otak primitif yang mengendalikan emosi seperti amarah dan rasa takut. Istilah ilmiah seperti pembajakan amygdala berarti perasaan emosional secara spontan menutup pemikiran kreatif. Ketakutan akan perubahan melumpuhkan kita.

Sebenarnya, ada dua cara untuk berubah. Secara radikal dan secara bertahap. Seperti alam mengajarkan kita, ada evolusi dan mutasi. Breakthrough atau terobosan yang inovatif kadang diperlukan, namun perubahan yang perlahan tapi pasti (kaizen) lebih memudahkan.

Mencapai kesuksesan untuk berubah bisa dianalogikan seperti memanjat gunung.

Kita bisa mencapai puncak gunung (kesuksesan) dengan melompat tinggi, berlari menanjak lurus ke atas, dengan jarak tersingkat. Namun resikonya, kita bisa terjatuh dan tidak sanggup melanjutkan pendakian.

Kita bisa kehabisan tenaga sebelum sampai di puncak gunung tersebut. Ada cara yang lebih mudah:

Berjalan perlahan mengitari gunung tersebut, sedikit demi sedikit mengarah ke puncak. Kita tidak akan kehilangan tenaga, karena tidak berjalan lurus mengarah ke atas melawan gravitasi secara frontal.

Kita melangkah secara landai mengitari gunung, memutar seperti spiral yang perlahan mengarah ke atas. Berjalan mengelilingi semua sisi gunung, menikmati pemandangan, dan tak terasa semakin ke atas. Pelan namun pasti, kita akan sampai di puncak (kesuksesan).

Bagaimana caranya mengimplementasikan langkah-langkah mudah untuk berubah ini? Berikut ringkasannya:

1. Tetapkan satu tujuan saja. Kita hanya bisa mencapai satu puncak gunung saja, kita tidak bisa menggapai dua atau lebih puncak gunung dalam waktu yang sama. Bidik sasaran kamu ke satu arah dahulu, jika sudah mulai ada kemajuan barulah coba bidang lainnya.

Prioritaskan mana yang mau dirubah terlebih dahulu: keuangan, masalah hutang, berat badan & diet, olah raga, dll. Berkonsentrasi pada satu hal yang ingin dirubah akan meningkatkan peluang kesuksesannya dengan menggunakan tenaga dan energi mental secara efektif. Fokus!

2. Rencanakan pencapaian tujuan dalam beberapa aktivitas yang mudah.

Buat daftar tugas dan kerjakan mulai dari yang paling kecil. Nikmati prosesnya dan jangan pikirkan hasil selama mengerjakan satu langkah mudah tersebut. Kerjakanlah tanpa gagal minimal 1 bulan atau 30 kali (menjadikannya kebiasaan). Caranya? Buatlah menjadi sangat mudah dikerjakan.

Bila merasakan keengganan dalam mengerjakannya; kurangi ukurannya, waktu, kuantitas, dll. Yang penting konsisten dan berkesinambungan. Contoh: ingin berubah menjadi rajin berolahraga? Tetapkan saja jadwal olahraga 1 (SATU) menit saja asalkan bisa teratur/rutin daripada 30 menit tapi akhirnya ditunda-tunda dan gagal.

Jika sudah bisa berubah (walau kecil-kecilan) barulah tingkatkan ukurannya. Lakukan perbaikan yang juga kecil-kecilan tapi terus-menerus. Kerjakanlah selalu satu langkah kecil yang amat sangat mudah. Biar kecil yang penting konsisten.

3. Cari teman dalam perjuangan ini. Seperti mendaki gunung lebih baik jangan sendirian, begitu juga dalam melaksanakan perubahan. Jika kita punya teman seperjalanan maka perjalanannya menjadi tidak terlalu berat/sulit.

Carilah partner atau grup/kelompok pendukung. Berkomitmenlah untuk saling mendukung dalam mencapai tujuan. Minimal, milikilah seseorang yang bisa mengingatkan untuk terus melangkah dan jangan menyerah.

Berbagilah rasa syukur jika telah mencapai beberapa sasaran kecil, jalani perubahan dengan perlahan. Rekan kita juga harus bisa memberikan penghargaan sederhana atau pujian yang positif untuk mendorong kemajuan kita.

Lagipula, tidak ada orang bisa sukses tanpa bantuan orang lain. Kesuksesan lebih mudah diraih lewat kerjasama yang sinergis dan harmonis. Selain orang lain, diri kita sendiri juga bisa menjadi pendorong dan juga sekaligus sebagai rekan yang dapat mengingatkan diri kita sendiri untuk selalu fokus.

Buatlah catatan kecil berisi tujuan yang ingin dicapai dan alasannya di selembar kartu pengingat dan bacalah kartu tersebut beberapa kali sehari. Semangatilah diri dengan selalu mengingat tujuan dan alasan yang bermakna sepanjang hari.

Cara ini sudah teruji dan terbukti keampuhannya. Coba saja dan buktikan!

Sekian sharing pengetahuan dari saya. Nanti disambung lagi di lain tulisan.

Semoga kita semua dilimpahi berkah dan kekuatan agar bisa menunggangi perubahan, serta maju terus mengembangkan diri kita. Tetap semangat dan pantang menyerah 🙂

Baca juga:
5 Tehnik Pencapaian Tujuan yang Efektif dan 5 Tehnik yang Tidak Efektif
Motivasi ‘Just Do It’ – The 1st Step (Zeigarnik Effect)
Manajemen Energi untuk Kesuksesan
4 Kunci Keberhasilan Perubahan