Tips Motivasi

Focusing on Happiness

Month: Maret, 2012

Krisis Ekonomi, Regulasi, dan Keserakahan Manusiawi

Krisis ekonomi melanda dunia pada tahun 1930-an. Krisis ini berasal dari Amerika dan istilah yang digunakan adalah: The Great Depression.

The Great Depression adalah krisis ekonomi terbesar di abad ke-20. Dan di abad ke-21 ini, Amerika kembali memulai krisis ekonomi yang juga berdampak global.

Seharusnya manusia belajar dari sejarah.

Badai krisis ekonomi melanda pasar saham hingga anjlok, industri runtuh, perusahaan bangkrut, hutang dan pengangguran meningkat, serta orang miskin bertambah banyak.

Beberapa negara bahkan belum pulih dari hantaman The Great Depression ini sampai terjadi perang dunia kedua.

Perekonomian Amerika mulai membaik setelah perang dunia kedua. Regulasi di bidang keuangan diterapkan secara ketat setelah belajar dari kejadian The Great Depression ini. Krisis ekonomi tidak terjadi lagi sampai tiba masanya perang dingin.

Lalu terjadilah perang dingin tersebut, Amerika melawan Soviet dan negara komunis lainnya. Para ilmuwan, ahli fisika dan matematika di Amerika bekerja demi negara dalam perang dingin ini. Para pakar ini sibuk berinovasi, menciptakan teknologi dan ideologi/metodelogi agar lebih unggul dari negara musuh. Maka, Amerika menang perang dingin melawan Soviet yang terpecah dan mengecil menjadi satu negara Rusia.

Selanjutnya, para pakar ini menjadi tenaga pendorong kemajuan ekonomi Amerika. Mereka berkontribusi dalam perkembangan industri, teknologi informasi, dan sebagainya. Tapi yang perlu kita amati adalah para pakar yang menjadi regulator dan inovator di bidang keuangan.

Para pakar inilah yang bertanggung jawab dalam krisis ekonomi global di abad 21 ini. Bersama-sama dengan sifat serakah manusia.

Mereka menciptakan produk keuangan derivatif yang rumit dan membebaskannya dari regulasi yang ketat. Mereka mengajarkan liberalisasi dan membiarkan bank komersil berspekulasi dengan dana nasabahnya serta merestui bank/perusahaan investasi meraksasa secara sistemik.

Keserakahan membuat para akademisi tidak independen lagi dan memiliki kepentingan bisnis daripada masyarakat umum. Penelitian dan pendidikan diarahkan untuk kepentingan bisnis. Para profesor di kampus-kampus turut menjadi direktur atau konsultan yang bergaji besar untuk beragam perusahaan di bidang keuangan dan bisnis investasi. Dimana-mana mereka mengajarkan liberalisasi dan pelonggaran regulasi. Independensi akademisi menjadi sesuatu yang langka di abad ke-21 ini.

Regulator juga ikut terpengaruh oleh lobi-lobi politik milyaran dolar yang memihak kepentingan bisnis daripada masyarakat umum. Pemerintah dan otoritas yang berwenang dalam mengatur industri keuangan menjadi lemah. Regulasi dalam bidang keuangan menjadi tidak seketat dulu. Pengawasan perbankan dan pengaturan lembaga keuangan menjadi longgar.

Keserakahan menaruh kepentingan bisnis berada di atas kepentingan publik. Keuntungan segelintir kelompok, kerugian orang banyak. Rakyat yang menderita. Akibat keserakahan.

Inilah pelajaran dari krisis di awal milenium ketiga.

Di awal milenium, Amerika menstimulasi pertumbuhan ekonominya lewat suku bunga yang rendah. Pinjaman terasa murah. Banyak orang berhutang dan memiliki rumah secara kredit. Orang kurang mampu tapi serakah nekat mengambil kredit rumah. Ini disebut sub-prime mortgage; salah satu faktor penyebab krisis ekonomi Amerika dan akhirnya dunia.

Lalu para pakar menciptakan suatu produk keuangan yang canggih, derivatif dari pinjaman kredit kepemilikan rumah ini. CDO dan CDS; Collateral Debt Obligations dan Credit Default Swaps. Yang karena keserakahan pula, tidak diatur secara ketat.

Secara sederhana, CDO adalah produk investasi yang dijual berdasarkan pinjaman atau kredit perumahan. Kalau secara tradisional sang peminjam membayar kepada bank pemberi kredit, maka CDO memberikan keuntungan kepada investor dari pembayaran cicilan sang peminjam ini. Bank merasa tidak beresiko dalam menyalurkan pinjaman. Kredit kepemilikan rumah dikucurkan deras, sektor properti pun mengalami booming. Bank menjadi kurang berhati-hati karena merasa bisa mengalihkan resiko kredit kepada produk investasi yang bisa diasuransikan; CDO dan CDS.

Dan CDO yang paling laku adalah yang berbunga tinggi, yang berasal dari peminjam yang beresiko tinggi pula; sub-prime mortage.

Agar resiko tinggi yang dikandung CDO ini bisa diatasi, diciptakanlah CDS; sebuah produk asuransi kalau-kalau CDO-nya merugi. Parahnya lagi, CDS bisa dibeli oleh siapa saja bahkan oleh mereka yang tidak memiliki CDO. Ini menyebabkan potensi kerugian perusahaan asuransi menjadi membesar tidak terbatas oleh status kepemilikan CDO yang diasuransikan oleh para nasabahnya.

Analoginya; semua orang bisa membeli asuransi rumah yang kita miliki padahal mereka bukan pemilik rumah kita. Kalau rumah kita terbakar, banyak orang yang juga bisa mendapatkan klaim ganti rugi dari perusahaan asuransi padahal bukan rumahnya yang terbakar. Aneh bukan? Mengapa bisa terjadi? Keserakahan manusiawi lagi-lagi jawabnya.

Mereka yang menjual CDO dan CDS mendapatkan bonus besar. Para eksekutif menikmati jutaan dolar dari booming-nya produk investasi derivatif ini. Bank investasi, perusahaan sekuritas dan pengelola dana pensiun bertransaksi secara masif serta berani berhutang demi menikmati bisnis CDO dan CDS yang tidak diregulasi secara ketat ini. Keuntungan yang dihasilkan dalam jangka pendek berlipat ganda.

Mereka berani karena lembaga-lembaga pemeringkat atau pemberi rating menilai tinggi CDO dan CDS sebagai investasi selayaknya berinvestasi di surat hutang negara! Banyak perusahaan investasi percaya diri membeli CDO karena ratingnya yang tinggi; investment grade bahkan hingga triple A (AAA). Bahkan bank investasi penerbit CDO diberikan peringkat double A (AA) ke atas padahal sedang menuju kebangkrutan. Namun, lembaga pemberi rating tidak mau disalahkan dan mengelak dari tanggung jawab karena peringkat yang diberikan hanyalah opini semata.

Opini yang sangat subyektif (yang dibayar tinggi) akibat dari, sekali lagi, keserakahan.

Akhirnya gelembung pun pecah. Dunia mengalami krisis energi dan harga minyak melambung tinggi. Inflasi membuat banyak orang tidak mampu membayar hutang. Termasuk yang meminjam untuk kredit rumah. Seperti sub-prime mortgage. Padahal pinjaman ini menjadi dasar produk investasi; CDO. Yang merupakan jaminan produk asuransi; CDS. Kehancuran pasar investasi dari CDO dan klaim besar-besaran untuk CDS inilah yang membawa kerugian secara masif dan sistemik.

Beberapa bank investasi raksasa dan perusahaan asuransi terbesar mengalami kebangkrutan. Hancur total dan menyeret banyak perusahaan lainnya, seperti; perusahaan-perusahaan di industri otomotif, dll. Ada yang dibantu pemerintah, ada yang dijual murah, ada yang tutup setelah memiliki sejarah panjang berdiri. Parahnya, perusahaan yang dibantu pemerintah tetap boros dengan memberikan bonus yang besar kepada para eksekutifnya.

Uang pemerintah juga diboroskan untuk membayar klaim asuransi CDS kepada perusahaan spekulan yang serakah. Perusahaan yang menjual CDO beresiko tinggi kepada nasabahnya tapi malah membeli CDS sebagai pertaruhannya. Spekulasi yang disebabkan oleh: keserakahan.

Dan karena keserakahan pula, Amerika banyak mengimpor. Pabrik-pabrik manufaktur produk untuk Amerika ada banyak di China dan negara lain yang upah buruhnya murah. Begitu ada lonjakan kenaikan harga bbm, pecahnya bubble industri dot com di Amerika, dan hancurnya properti serta bangkrutnya banyak bank investasi yang raksasa; menyebabkan krisis keuangan yang sistemik. Krisis ekonomi yang mendunia akibat keserakahan. Krisis yang membawa penderitaan bagi orang banyak.

Jangan serakah; jika tidak ingin menderita!

Tips Bekerja dengan Semangat Pikiran Positif

Menurut survei pada tahun 2011 oleh CareerBuilding: 1 dari 4 perusahaan mengalami penurunan produktivitas karena hampir setengah karyawannya (45 persen) mengalami burn-out. Burn-out adalah kondisi dimana kelelahan terjadi bukan hanya secara fisik namun juga psikis. Pikiran pekerja mengalami stres dan karyawan merasa energinya terperas habis.

Dalam survei ini juga disebutkan sebanyak 77 persen karyawan pada seluruh perusahaan yang terdata menjadi kurang produktif akibat burn-out ini. Level motivasi dan kreativitasnya menurun drastis. Mengurangi nilai bisnis perusahaan. Dan pada akhirnya merugikan karyawan itu sendiri; kesehatan karyawan menjadi terganggu.

Kondisi burn-out ini sendiri disebabkan oleh manajemen waktu yang kurang efisien, penambahan jam kerja dan load pekerjaan yang meningkat, serta stres yang tidak bisa dikelola dengan baik.

Solusi yang terbaik untuk mengatasi burn-out ini adalah dengan menetapkan prioritas dan mengatur kesibukan yang produktif. Lalu mendelegasikan tugas dan bekerja sama dengan atasan-rekan-bawahan secara efektif. Kemudian redakan stres yang melanda.

Pikiran stres yang penuh kecemasan akan mengaktifkan amygdala, bagian otak tengah yang memproses respons emosional dan akan menghabiskan energi psikis. Sehingga neo-cortex, bagian otak depan yang memproses kreativitas dan pemecahan masalah menjadi kurang aktif. Hal inilah yang menyebabkan penurunan produktivitas kerja.

Bekerja dengan semangat pikiran yang positif haruslah dikultivasi. Berikut beberapa tips sederhana agar pikiran selalu penuh dengan energi positif dan termotivasi untuk bekerja secara optimal:

1. Selalu bersyukur. Biasakan diri dengan mensyukuri minimal 5 hal yang bisa disyukuri pada hari itu. Bisa dilakukan sebelum tidur atau menuliskannya pada sebuah notes khusus. Tuliskan jurnal mingguan semua perasaan positif, pencapaian prestasi, dan kebaikan-kebaikan yang diterima selama seminggu.

2. Ambil waktu istirahat setiap ada jeda dalam pekerjaan. Re-charge diri dengan meminta cuti untuk berlibur. Rutinlah berolahraga beberapa kali dalam seminggu. Ketika bekerja, jangan lupa minum air putih yang banyak serta bernafas secara mendalam selama 5 menit setiap jam. Pelajari meditasi untuk relaksasi jika perlu. Jangan memforsir diri untuk terus bekerja non-stop berjam-jam lamanya.

3. Bangun lebih pagi dan buat daftar prioritas. Fokuskan pada tugas-tugas terpenting yang harus dikerjakan pada hari itu. Siapkan segala dokumen dan perangkat pendukung yang akan digunakan. Jangan tunda komunikasi yang diperlukan dalam rencana pekerjaan yang akan dilakukan. Persiapan yang matang akan menghindarkan diri dari stres yang tak perlu akibat kepanikan, ketergesaan, dan stres karena kelupaan.

4. Tuliskan perasaan dan makna pekerjaan pada sebuah catatan atau bicarakan permasalahan yang dikhawatirkan kepada teman bahkan psikolog. Sisihkan waktu untuk bersosialiasi, bersenang-senang dengan keluarga dan sahabat, serta bermain-main dengan hobi. Ekspresikan kreativitas yang melatih keahlian berinovasi nantinya. Baca buku dan tonton film yang lucu. Manfaatkan humor secara bijak dalam bersosialisasi, sesuaikan dengan karakter komunitasnya.

5. Latih pikiran agar selalu optimis namun tetap realistis, memiliki paradigma yang ingin maju serta berkembang, dan melihat segala sesuatu dari perspektif yang positif. Hentikan pikiran negatif yang muncul. Melatih mindset ini perlu waktu dan kedisiplinan. Sama seperti ketika seseorang ingin mengembangkan kekuatan ototnya, kekuatan pikiran positif perlu disiplin. Cara untuk disiplin adalah dengan memaksakan diri kepada suatu tindakan baru hingga menjadikannya kebiasaan sesuai dengan penelitian ilmiah tentang otak. Neuroscience telah membuktikan bahwa otak bisa berkembang seiring lamanya praktek/jam terbang suatu tindakan, hal ini disebut dengan neuroplasticity: fleksibilitas jaringan serabut saraf di otak.

Penelitian tentang persepsi dan mindset ini membuktikan bahwa; pikiran yang positif penuh semangat akan meningkatkan produktivitas, kreativitas, dan kinerja karyawan secara keseluruhan. Dan pada akhirnya akan memberikan kepuasan dalam kehidupan pada umumnya. Kebahagiaan.

5 Taktik Motivasi Diri dalam Bekerja

Dalam tulisan kali ini saya akan membagikan lima taktik sederhana untuk memotivasi diri agar lebih bersemangat dalam bekerja. Terkadang kita merasa malas dan kurang bersemangat dalam melakukan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab kita di dalam perusahaan. Berikut taktiknya:

  1. Sibukkan diri; kerjakan sesuatu yang mudah sekarang juga, sibukkan diri jangan biarkan diri menganggur tidak mengerjakan apa-apa. Jika sibuk, pikiran kita tidak akan terlalu berpikir banyak dan menghabiskan energi sehingga energi tersebut bisa digunakan untuk bekerja. Jangan terlalu memikirkan target dahulu, fokuskan diri untuk bekerja semaksimal yang kita mampu. Namun kita harus tetap ingat agar kesibukan kita tidak menjadi sesuatu yang tidak produktif seperti yang saya pernah tuliskan disini.
  2. Kuatkan efek Zeigarnik seperti yang pernah saya tulis disini. Lakukan satu langkah sederhana meski itu hanya lima manit saja. Dengan berinisiatif kita akan memiliki momentum untuk terus melanjutkan pekerjaan kita. Jika kita diam saja dan terlalu lama berpikir, kemalasan akan semakin menjadi-jadi dan sulit untuk dilawan.
  3. Dorong motivasi diri kita dengan alasan yang baik atau positif yang mendorong kita untuk terus bekerja. Bisa berupa reward yang mau kita terima atau kemajuan karir yang diinginkan. Selalu semangati diri akan apa yang mendorong kita untuk bekerja, bisa berupa pencapaian prestasi, bonus serta pengakuan dari atasan, gaji bulanan, mobil impian dan seterusnya.
  4. Motivasi dengan mengingat hal-hal negatif yang ingin dihindari. Motivasi jenis ini yang biasanya dimiliki oleh para karyawan, motivasi menghindar. Kebalikan dari taktik ketiga yang merupakan motivasi pengejar, motivasi jenis ini lebih kuat jika kita diingatkan akan hal-hal yang buruk seperti punishment, kemarahan atasan, ketakutan akan kemiskinan dan ketidakmampuan diri untuk menafkahi keluarga, dan seterusnya.
  5. Melawan pengaruh-pengaruh yang tak disadari dengan afirmasi. Saya sudah pernah menuliskan cara menggunakan tehnik afirmasi dengan baik disini. Bisa jadi, tugas yang harus dikerjakan terasa seperti keterpaksaan sehingga alam bawah sadar kita menentang dan melawan. Hal ini akan membuat diri kita menunda-nunda pekerjaan secara tidak sadar. Salah satu solusinya adalah memasuki alam bawah sadar dan memberikan sugesti untuk bekerja. Pengaruh yang tidak disadari secara langsung ini juga bisa berupa pengaruh dari lingkungan kerja. Contoh pengaruh dari lingkungan ini seperti pekerjaan yang membosankan (sudah pernah saya tuliskan disini), atau atasan yang mendemotivasi, bisa juga rekan kerja yang suka berpikir, berbicara, dan bertindak negatif seperti menghina, mengeluh atau memprovokasi secara merugikan sehingga merusak mood serta semangat kita dalam bekerja.

Sekian dahulu tips sederhana yang bisa saya bagikan kali ini. Selanjutnya akan saya sambung lagi beberapa taktik meningkatkan motivasi dalam bekerja yang telah teruji dan terbukti. Salam Semangat!!!

Pelajaran Motivasi dari Kisah Film The Raid

Dalam tulisan tips motivasi kali ini sengaja saya mengangkat film The Raid. The Raid yang mulanya direncanakan berjudul Serbuan Maut, menjadi The Raid: Redemption di Amerika.

Saya ingin membantu sedikit mempromosikan film ini meskipun tanpa saya bantu juga sudah populer. Saya hanya berkeinginan untuk turut berpartisipasi dalam mengenalkan film The Raid kepada masyarakat.

The Raid mengisahkan penyerbuan sekelompok tim polisi (seperti tim SWAT di Amerika) ke sebuah gedung yang dikuasai gembong penjahat. Film ini mengandung nilai budaya Indonesia yang perlu dilestarikan, yaitu seni beladiri Silat. Begitu bagusnya berbagai adegan aksi dan laga di film ini hingga membuat banyak kritikus film melontarkan pujian.

Tapi saya bukannya mau memberikan review film ini. Saya merekomendasikan bagi yang sudah cukup umur agar menonton saja film ini dan saksikan sendiri kehebatan kreativitas dari para pembuatnya.

Saya disini ingin berbagi satu inspirasi yang tersirat di dalam film ini. Bahwa motivasi terkuat adalah cinta. Cinta pada keluarga.

Sebegitu kuatnya motivasi ini hingga mengalahkan rasa takut akan kematian. Ancaman kematian dihadapi sang tokoh dalam film ini demi cinta pada keluarganya. Demi anak yang dikandung istri tercinta, demi sang kakak yang dinanti ayah terkasih.

Mungkin selama ini kita berpikir kalau motivasi yang terkuat itu uang. Orang baru akan bersemangat dalam bekerja jika ada duitnya. Tapi benarkah begitu?

Sebagai contoh; maukah kita melompati sebuah gedung yang sangat tinggi demi uang? Dibayar semilyar pun akan masih pikir-pikir karena taruhannya nyawa. Namun bagaimana jika lompatan yang harus dilakukan itu demi menyelamatkan seseorang yang disayang? Tanpa berpikir panjang tentunya kita akan berani melompat.

Sebegitulah besarnya dorongan motivasi karena cinta. Jadi ingat-ingatlah keluarga yang di rumah ketika kita sedang bekerja. Buat segala usaha kita bermakna. Jadikan semua upaya kita berarti.

Demi sang buah hati..

Inspirasi Sukses Ford (Kisah Kepemimpinan Alan Mulally)

Ford Motor Company sukses melewati krisis keuangan yang melanda Amerika serikat dibawah kepemimpinan Alan Mulally. Resesi yang dimulai dari bulan Desember 2007 hingga pertengahan tahun 2009 ini telah menyebabkan banyak perusahaan di Amerika bangkrut, pengangguran juga jadi meningkat, dan banyak hutang serta kenaikan harga-harga yang menyengsarakan banyak orang.

Ford Motor Company adalah salah satu perusahaan multinasional yang bergerak di bidang otomotif. Didirikan oleh Henry Ford di tahun 1903, dan merevolusi tehnik manufaktur serta manajemen industri dalam pembuatan mobil di tahun 1914, yang terkenal dengan nama Ford-isme. Sistem produksi ini membuat Ford sukses memasarkan mobil-mobil buatannya.

Kunci sukses Ford pada waktu itu adalah; standarisasi produk dan efisiensi sumberdaya, spesialisasi pekerja dan remunerasi yang memungkinkan para karyawannya membeli mobil rakitannya sendiri. Ford-isme menginspirasi banyak industri manufaktur negara di dunia seperti di Jepang dengan Kaizennya.

Namun, Ford mengalami berbagai tantangan dan kesulitan dari krisis serta persaingan. Tahun 2005, peringkat obligasi atau rating surat hutang Ford terdegradasi. Pesaing dari Jepang juga turut membuat perusahaan dari Amerika ini merugi. Dan terus merugi sejak tahun 2005 ini.

Ford berhasil kembali menjadi salah satu perusahaan otomotif yang menguntungkan ketika Alan Roger Mulally menjadi CEO di Ford. Sebelumnya, Alan Mulally bekerja sebagai direktur di perusahaan produsen pesawat Boeing. Alan Mulally merintis karirnya sebagai insinyur yang turut menyukseskan perusahaan Boeing mengungguli pesaingnya di pasar industri pesawat global: perusahaan Airbus.

Salah satu motivasi Alan Mulally adalah perkataan presiden John Kennedy yang berambisi mengirimkan manusia ke bulan. Kita juga harus mencari inspirasi penyemangat dari kata-kata yang positif dan hindari orang-orang yang kerjanya hanya mengeluh dan pesimis tanpa memberikan solusi.

Sebelum dipimpin oleh Alan Mulally, Ford  Motor sudah mengalami kerugian semenjak tahun 2005. Namun pada tahun 2006, nasib perusahaan mulai berubah dengan menjadikan Mulally sebagai presiden direktur atau CEO-nya. Ford mulai bangkit kembali berkat beberapa keputusan strategis dari Mulally.

Di tahun 2007,  Alan Mulally sempat dipertanyakan kemampuan bisnisnya di bidang otomotif yang rumit sedangkan dia berasal dari industri penerbangan. Alan Mulally menjawab tantangan itu dengan berkata: sebuah mobil bisa saja memiliki sepuluh ribu bagian dan suku cadang, tapi sebuah pesawat memiliki dua juta bagian serta harus mampu terbang di udara. Kepercayaan diri inilah yang mampu membawa Ford sukses menaikkan peringkat kendaraan-kendaraan produksinya hingga masuk ranking tiga besar.

Pada tahun 2008, Alan Mulally menyatakan optimismenya dari penjualan mobil-mobil kecil yang hemat serta berani menjual mobil-mobil besar dan mahal seperti Land Rover juga Jaguar ke Tata Motor dari India. Pada tahun 2009 Ford mulai meningkatkan labanya, yang tercermin dari peningkatan harga saham per lembar Ford mulai dari senilai 1,96 USD hingga kini sudah mencapai lebih dari 12 USD. Ini berarti peningkatan sebanyak 500% lebih!

Alan Mulally berani menerima gaji 1 dollar saja jika Ford meminjam dari pemerintah kala di tengah-tengah krisis ekonomi tahun 2008. Mulally juga menerima kritik untuk tidak menggunakan pesawat jet untuk menghadiri rapat dengan pemerintah di Washington. Dia menjual semua pesawat jet perusahaan dengan hanya menyisakan satu saja untuk operasional dan mengendarai mobil hibrida untuk pertemuan selanjutnya dengan pemerintah.

Akhirnya Ford dibawah kepemimpinan Mulally berhasil menghindari kebangkrutan tanpa menerima bantuan dari pemerintah. Efisiensi dan inovasi adalah strategi utama dalam menyukseskan Ford hingga Alan Mulally mendapatkan gaji dan bonus sebanyak 61 juta dollar!

Dan Alan Mulally meraih banyak pujian serta penghargaan sampai ia diakui sebagai CEO teladan di tahun 2011.

Alan menjadi pemimpin yang kompeten berkat keberaniannya mengambil beberapa keputusan yang pada awalnya banyak ditentang bawahannya. Tapi Alan berhasil juga karena rajin menemui karyawan-karyawannya dan berdiskusi secara rutin demi kemajuan perusahaan. Mulally juga dikenal sebagai direktur yang pernah menelpon untuk berterima kasih secara pribadi kepada pelanggannya yang membeli produk hibrida: Ford Fusion hybrid.

Alan Mulally berhasil memimpin perusahaannya hingga Ford Motor Company tetap menjadi salah satu perusahaan otomotif terbesar di Amerika bahkan dunia serta berhasil menghindari kebangkrutan dan tak perlu diselamatkan oleh pemerintah seperti para pesaingnya: General Motors dan Chrysler.

Mari belajar untuk terus bersemangat dan memiliki motivasi untuk sukses meski menghadapi krisis atau tantangan apapun!

Baca juga:
Krisis Ekonomi, Regulasi, dan Keserakahan Manusiawi
Kunci Sukses Manajemen dari Steve Jobs
5 Kompetensi Inti Seorang Pemimpin