Tips Motivasi

Focusing on Happiness

Tag: motivasi kerja

7 Tips Motivasi untuk Mencapai Tujuan dengan Konsisten 

Berapa banyak orang yang mendengar ceramah dari seorang motivator atau mengikuti seminar motivasi, lalu merasa termotivasi untuk mengejar suatu tujuan tapi seminggu kemudian sudah tidak bersemangat lagi?
Atau setiap tanggal 1 Januari membuat resolusi tahun baru, namun sebulan kemudian gagal untuk konsisten dalam mengusahakan pencapaian targetnya?

Kunci dari motivasi yang berkelanjutan adalah komitmen, setelah menetapkan sasaran yang benar dan realistis walau agak sedikit menantang, mempunyai suatu sistem atau prosedur dengan menikmati setiap prosesnya, serta memiliki orang lain untuk membantu kita atau bekerja sama. 

  1. Tuliskan dengan jelas tujuan yang berasal dari mimpi, ambisi, atau sesuatu yang ingin diraih. Buatlah menjadi suatu obsesi, bahwa kita benar-benar menginginkannya tercapai. Bahkan kita membutuhkannya untuk diraih dalam kehidupan ini. Tujuan harus menantang agar tidak bosan, menimbulkan  kemalasan, dan malah menciptakan penundaan. Tapi tujuan juga harus realistis agar tidak menakutkan, menyurutkan langkah, dan bukan hanya menimbulkan penundaan saja, namun penghindaran atau kita menjadi menyerah dalam pencapaian tujuan yang kelewat tinggi.  Baca entri selengkapnya »

Teori Motivasi: Pengaruh Hasrat Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Hasrat adalah kunci motivasi, sedangkan determinasi dan komitmen yang teguh untuk mengejar tujuan adalah yang memungkinkan pencapaian kesuksesan. -Mario Andretti

Teori motivasi terus berkembang dan semakin efektif dalam prakteknya. Perusahaan-perusahaan yang ingin unggul dalam bersaing di era modern harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang terkini di bidang psikologi dan manajemen sumber daya manusia.

Proses memotivasi karyawan agar menghasilkan produktivitas yang tinggi lewat kontribusi kinerja yang terbaik harus berlandaskan wawasan teori motivasi kerja yang telah teruji secara ilmiah dan dalam prakteknya.

Di jaman pasar bebas dan globalisasi ini, insentif eksternal saja tidak cukup untuk memotivasi kinerja karyawan agar bekerja memberikan kontribusinya yang terbaik. Sistem reward and punishment atau imbalan finansial dan ancaman sanksi yang ada wajib dilengkapi dengan pengelolaan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan secara signifikan.

Kini, ribuan perusahaan multinasional menggunakan metode yang lebih komprehensif dalam menyusun kebijakan-kebijakan pada manajemen sumber daya manusianya. Teori motivasi yang digunakan mempertimbangkan juga pengaruh-pengaruh internal seperti spesifikasi karakter dari setiap karyawan turut dievaluasi untuk ditindaklanjuti dengan prosedur yang beragam disesuaikan dengan karakteristik inti dari masing-masing karyawan.

Sebagai contoh, Baca entri selengkapnya »

Memotivasi Karyawan Kunci agar Tidak Pindah Kerja

Steve Jobs sangat baik kepada saya, dia jadikan saya seorang karyawan dan itu adalah salah satu kehormatan terbesar di dalam hidup saya. -Steve Wozniak

Di jaman sekarang, bajak-membajak karyawan menjadi hal yang biasa. Dan jika karyawan yang dibajak atau pindah itu adalah salah satu karyawan kunci, maka perusahaan bisa terancam produktivitasnya.

Karyawan kunci adalah karyawan penting bagi perusahaan, ia merupakan karyawan yang berharga karena kompetensinya sangat berkontribusi bagi kemajuan perusahaan. Keahliannya dibutuhkan bagi perkembangan usaha atau bisnis di tempatnya bekerja.

Kepindahan karyawan biasanya diiming-imingi dengan remunerasi yang lebih baik, gaji yang lebih tinggi, dan bonus yang lebih besar. Bisa juga karena jenis dan tempat kerjanya sesuai dengan yang diinginkan karyawan.

Karyawan mau pindah kerja juga karena menginginkan kesempatan yang lebih baik atau menghindari tekanan yang negatif. Sebagai contoh, ada konflik dengan rekan kerja, konfrontasi dengan atasan, atau pekerjaan yang terlalu membebani fisik dan psikis pekerja atau malah kurang menantang, jenuh, sampai membosankan.

Perusahaan yang ingin unggul dalam persaingan bukan hanya menuntut kinerja yang baik dari para karyawannya namun juga loyalitas atau kesetiaan. Ada beberapa upaya yang bisa dilakukan manajemen untuk meningkatkan loyalitas.

Baca entri selengkapnya »

Tips Singkat Memotivasi Karyawan

Memotivasi karyawan adalah perjuangan yang harus dilakukan atasan setiap waktu. Tekanan pekerjaan, pikiran negatif, demotivasi antara sesama pegawai, dan banyak hal lainnya dapat menurunkan tingkat motivasi karyawan.

Tidak ada solusi yang sederhana dalam mengatasi isu motivasi ini. Beragam permasalahan akan terus muncul sebagai tantangan bagi perusahaan dalam memotivasi para karyawannya. Namun, berikut adalah beberapa tips singkat untuk perusahaan agar dapat memotivasi karyawannya.

Pertama; atasan harus memberikan arahan yang jelas sehingga karyawan tidak akan kebingungan. Jika karyawan tidak tahu apa saja yang harus dikerjakan, maka bagaimana karyawan tersebut bisa termotivasi?

Taktik harian perlu diarahkan oleh atasan untuk karyawan bisa bekerja sesuai dengan strategi perusahaan. Atasan harus mampu menyusun dan mengelola aktivitas yang harus dilakukan karyawan untuk memenuhi tujuan perusahaan.

Jika arahan dari sang atasan kurang jelas, karyawan akan menunda-nunda pekerjaan karena bingung dalam melaksanakan tugas apa yang selanjutnya mesti dilaksanakan dengan segera. Seorang karyawan yang bingung akan tidak termotivasi untuk bekerja.

Maka dari itu, seorang atasan yang baik adalah atasan yang tegas dalam memberikan arahan, mengingatkan prioritas, dan menetapkan tujuan dengan urutan prosedur kerja yang jelas bagi para karyawannya.

Tips yang kedua; karyawan harus mengetahui secara kongkrit apa target yang diharapkan perusahaan kepadanya. Karyawan mesti berfokus pada apa yang bisa diraihnya daripada ketakutan-ketakutannya.

Misalnya, jika perusahaan memberikan target penjualan yang tinggi kepada seorang sales person, maka dia harus fokus pada apa yang dia bisa lakukan semaksimal mungkin untuk mencapai target tersebut. Dan jangan berfokus pada ketakutan akan kegagalan dalam mencapai target tersebut atau ketakutan akan penolakan oleh prospek.

Sales person tersebut akan lebih termotivasi jika dia berfokus pada berapa banyak telpon dan presentasi kepada prospek yang dia bisa lakukan. Tentunya sebanyak-banyaknya yang dia bisa dalam sehari.

Jika dalam sehari maksimal dia bisa menelpon atau presentasi kepada 10 orang maka dia harus lakukan itu tanpa perlu memikirkan kegagalan atau penolakan. Setiap hari 10 kali (dalam contoh ini). Tidak lupa juga untuk selalu memperbaiki kualitas pembicaraan di telpon dan mutu presentasinya semaksimal mungkin.

Dengan selalu memikirkan tujuan yang positif seperti jumlah pasti yang bisa diusahakan/dikerjakan daripada ketakutan akan hal yang tak pasti seperti kegagalan, maka semangat bekerja karyawan akan selalu berkobar. Karyawan menjadi termotivasi tinggi.

Tips ketiga adalah; menjaga tingkat motivasi karyawan dengan menjaga tingkat keyakinannya dalam menyelesaikan pekerjaannya sesuai arahan dan target yang telah diberikan atasan.

Hal ini dilakukan dengan memberikan fasilitas, sarana dan prasarana yang mendukung pekerjaan sang karyawan. Perusahaan harus mempersenjatai karyawan dengan perangkat dan peralatan yang memadai. Motivasi karyawan akan terjun bebas jika karyawan merasa terhambat dengan dukungan yang kurang dari perusahaan.

Keyakinan karyawan juga dijaga dengan memberikan tugas-tugas yang sesuai dengan keahliannya. Tugas-tugas yang cukup menantang sehingga tidak membosankan tapi juga tidak terlalu sulit sehingga mustahil dikerjakan dengan tingkat keahlian yang dimiliki oleh karyawan.

Praktik pengelolaan SDM perusahaan yang terbaik adalah dengan menempatkan karyawan sesuai dengan tingkat keahliannya. Selanjutnya setelah menempatkan karyawan pada posisi kerja atau jabatan yang tepat, tetapkanlah sasaran-sasaran kerja yang tidak terlalu mudah tetapi akan mengembangkan penguasaan keahlian sang karyawan.

Pekerjaan yang membosankan akan menurunkan tingkat motivasi karyawan. Sedangkan pekerjaan yang terkesan terlalu sulit akan meniadakan motivasi karyawan tersebut. Tingkat tantangan yang optimal sesuai dengan keahlian yang dimiliki akan menciptakan suatu kondisi ideal dalam bekerja yang disebut dengan teori flow.

Maka, sesuaikanlah pekerjaan karyawan agar selalu menantang bagi keahliannya namun tidak berat membebani mentalnya. Sehingga karyawan akan memasuki kondisi flow, dimana waktu tidak terasa karena karyawan menjadi termotivasi dan berkonsentrasi penuh pada pekerjaannya. Dalam kondisi ini, kinerja yang dihasilkan akan menjadi sangat produktif.

Dan, terakhir; jangan lupa agar membuat karyawan bersyukur dan bangga bekerja di dalam perusahaan yang selalu memberikan pengakuan serta penghargaan. Ciptakan sistem remunerasi yang adil, bonus yang proporsional, kemajuan karir yang bagus berkat pelatihan yang memadai. Jangan lupa juga untuk mencukupi kebutuhan asuransi, pensiun, serta fasilitas pinjaman untuk karyawan.

Sebagai tambahan; buatlah keadaan yang menyenangkan di kantor, adakan acara yang bersifat kekeluargaan serta menyehatkan, kegiatan yang membuat karyawan merasa bermakna bagi lingkungan, dan yang terpenting adalah membangun hubungan kerja yang harmonis antara bawahan dengan atasan. Tanamkan kepedulian pribadi yang personal karena mayoritas karyawan merasa jatuh motivasinya dan ingin pindah pekerjaan, akibat relasi yang kurang baik dengan atasannya. Istilahnya: benci sama bos 🙂

Baca juga:
Motivasi Kerja Karyawan dan Tipe Motivator
Kebosanan = Musuh Motivasi Karyawan
Faktor ‘X’ pada Motivasi Pegawai
Cara Memberi Motivasi Pegawai

Motivasi dan Teori Tiga Otak

Kebanyakan orang membagi otak menjadi dua, otak kiri dan otak kanan. Teorinya; otak kiri lebih logis dan rasional, sedangkan otak kanan lebih kreatif dan emosional.

Dan sekarang, saya akan memperkenalkan teori yang membagi otak menjadi tiga. Teori ini sangat berguna dalam memahami motivasi dan perilaku manusia.

Teori ini biasa disebut teori ‘triune brain’ yang dikemukakan pertama kali oleh dokter dari Amerika yang juga peneliti otak: Paul D. MacLean.

Dalam teori ini, otak dibagi tiga; R-complex atau bagian batang otak dan cerebellum, sistem limbic yang terdiri dari septum, amygdala, hypothalamus, hippocampal dan cingulate complex, serta bagian ketiga: cerebral neocortex yang terletak di bagian depan. Agar mempermudah, kita sederhanakan saja menjadi: otak belakang, otak tengah, dan otak depan.

Bagian otak yang membedakan manusia dengan binatang adalah bagian depan, prefrontal neocortex. Ini adalah bagian otak yang menentukan kecerdasan kita. Dengan bagian otak depan ini, kita bisa berpikir panjang, belajar dari masa lalu serta beragam input-analisis, berkhayal serta membayangkan masa depan, berinovasi, berbahasa, bersosialisasi, dan sebagainya.

Sedangkan otak tengah adalah otak yang bertanggung jawab terhadap emosi kita. Otak tengahlah yang mendorong motivasi kita untuk bertindak. Otak ini lebih kuat pengaruhnya daripada otak depan. Otak tengah bersifat impulsif, reaktif, dan bisa sangat cepat menggerakkan perilaku tanpa berpikir panjang. Bertindak secara tiba-tiba. Gerakan refleks contohnya.

Kalau otak bagian belakang adalah otak instingtif serta merupakan bagian otak yang mengatur jalannya pencernaan, jantung, sirkulasi, nafas, sistem reproduksi, dan sebagainya berjalan otomatis tanpa disadari. Otak belakang bersifat teratur dan rutin.

Beberapa teori motivasi mengakomodasi pengertian secara parsial. Ada motivasi yang menyatakan semangat berasal dari penetapan tujuan di masa depan. Ini adalah kerja otak depan. Lalu ada juga yang menyatakan manusia termotivasi dengan mengejar kesenangan dan menghindari penderitaan, ini adalah sifat otak tengah. Dan lalu ada yang mengungkapkan rahasia motivasi ada pada kedisiplinan dan repetisi, ini adalah jalan otak belakang.

Jika kita sudah memahami cara kerja tiga bagian otak, maka teori motivasi yang berbeda-beda ini bisa disatukan secara utuh. Dan pemersatu dari ketiga teori ini adalah teori tiga bagian otak serta pengelolaan energi. Maka komplit sudah pengertian kita dan bisa memulai mengaplikasikannya dalam meningkatkan motivasi diri.

Otak adalah organ yang paling banyak mengkonsumsi energi daripada organ lainnya di tubuh manusia. Maka dari itu, kita harus mengelola energi secara efektif dan efisien ketika menggunakan ketiga bagian otak.

Pertama-tama, kita memfokuskan energi untuk memikirkan tujuan kita. Otak depan kita membutuhkan waktu untuk berpikir secara kreatif dan berinovasi dalam mencari cara-cara untuk mencapai kesuksesan. Kita bisa tuliskan tujuan dan cara-cara pencapaiannya pada tahap ini.

Selanjutnya, kita harus berhenti berpikir dan fokuskan energi ke otak tengah. Kita mesti memanfaatkan emosi kita untuk mendorong tindakan. Jangan terus-menerus menghabiskan energi untuk berpikir sehingga kita kekurangan energi untuk bertindak, lalu menjadi malas dan menunda-nunda pekerjaan. Kuncinya disini adalah manajemen energi antara otak depan dengan otak tengah kita. Antara tahap perencanaan dan pelaksanaan.

Dalam tahap pelaksanaan, kita harus berhenti berpikir dan menggunakan energi yang ada untuk eksekusi tindakan. Sebagai pemicu eksekusi tindakan dalam mengimplementasikan tujuan kita bisa memacu emosi kita. Berinisiatif dengan dorongan emosional. Kita bisa gunakan perasaan positif seperti semangat mengejar sesuatu yang menyenangkan, atau perasaan negatif seperti ketakutan menghindari sesuatu yang tidak menyenangkan.

Beragam emosi memang bersifat menggerakkan. Bahkan emosi seperti amarah, dendam, kebencian, nafsu, kesedihan, bisa menyebabkan kita bertindak secara impulsif dan gegabah. Kita harus berhati-hati dalam menuruti emosi dan menggunakan otak depan kita sebagai pengendali. Arahkan emosi kita untuk mendorong tindakan yang mendekati kita kepada tujuan yang kita inginkan.

Emosi memang penentu motivasi bertindak. Namun kita harus mengarahkan tindakan tersebut tetap sejalan dengan pemikiran logis kita. Tapi seringkali, emosi mengalahkan logika. Banyak orang bertindak secara tidak rasional mengikuti dorongan emosinya yang sesaat.

Makanya kita mengenal istilah marah membabi buta dan gelap mata. Kecanduan, kegemukan karena makan secara rakus dan boros karena berbelanja secara impulsif adalah beberapa contoh bertindak tanpa berpikir panjang. Otak depan kita kalah melawan otak tengah.

Maka dari itu, pada akhirnya kita harus mengarahkan energi kita kepada otak bagian belakang yang lebih kuat dan tahan lama pengaruhnya daripada kedua bagian otak lainnya. Kita perkuat tindakan yang positif dan melemahkan tindakan yang negatif lewat repetisi. Kita utamakan konsistensi tanpa perlu berpikir atau melibatkan emosi. Fokuskan energi pada pembentukan ritual. Sehingga tertanam di otak kita sebagai kebiasaan yang sulit diubah karena sudah masuk ke alam bawah sadar. Otak bagian belakang.

Inilah teori motivasi yang komplit berdasarkan penyatuan ketiga bagian otak dan manajemen energi. Sebagai penutup, saya akan memberikan contoh dengan memanfaatkan teori ini. Sebagai contohnya; saya ingin menurunkan berat badan. Bagaimana saya memotivasi diri dengan menggunakan teori tiga otak ini?

Pertama-tama; saya meluangkan waktu untuk berpikir dan belajar. Saya memfokuskan energi saya untuk menetapkan tujuan dan mencari cara-cara untuk mencapai target berat badan yang saya inginkan. Saya pelajari ilmu nutrisi, biologi otot, olahraga angkat beban, aerobik, cardio, teori fitness, diet karbo, dan sebagainya. Singkatnya, saya perlu diet dan berolahraga. Selanjutnya saya susun dan tuliskan rencana tindakan saya.

Lalu saya fokuskan energi saya untuk segera bertindak sesuai rencana dan memicu respon emosional untuk mendorong tindakan saya tersebut. Saya menyiapkan lingkungan yang mendukung, sistem imbalan dan hukuman, serta orang-orang yang bisa membantu saya. Saya memilih makanan diet yang enak dan jenis olah raga yang menyenangkan. Saya juga memanfaatkan perasaan malu karena kelebihan berat badan, menyalurkan perasaan marah ke sansak, dan memanipulasi ketakutan akan penyakit akibat obesitas seperti diabetes, stroke, serangan jantung, bahkan kematian.

Terakhir, saya menegakkan kedisiplinan dengan bertindak secara repetitif. Minimal selama 21 hari agar diet dan olahraga saya bisa menjadi kebiasaan yang berjalan otomatis. Pembentukan ritual ini tidak boleh gagal sehari pun, kalau perlu dipaksakan atau dikurangi kadarnya. Yang penting konsisten tanpa bolong-bolong. Menjadi rutin.

Contohnya; saya memaksakan diri untuk berolahraga meskipun sedang malas dengan cara 15 menit saja yang penting konsisten setiap hari. Sebaiknya saya berolahraga selama setengah jam setiap hari, tapi daripada saya tunda-tunda dan batal, saya kurangi menjadi 15 menit saja. Bahkan kalau masih malas, cukup 5 menit saja. Yang penting konsisten setiap hari. Disini fokusnya adalah penanaman kebiasaannya dahulu, bukan kuantitas atau kualitas tindakannya.

Akhirnya, setelah 21 hari: saya termotivasi setiap hari untuk berolahraga dan bersemangat dalam menjalankan diet saya. Berat badan saya berhasil turun sepuluh kilogram. Sukses!

Baca juga:
Manajemen Energi untuk Kesuksesan
Sukses dalam 21 Hari
Cara Mudah untuk Berubah
Cara Disiplin dalam Bekerja