Teori Motivasi: Pengaruh Hasrat Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

by @rezawismail

Hasrat adalah kunci motivasi, sedangkan determinasi dan komitmen yang teguh untuk mengejar tujuan adalah yang memungkinkan pencapaian kesuksesan. -Mario Andretti

Teori motivasi terus berkembang dan semakin efektif dalam prakteknya. Perusahaan-perusahaan yang ingin unggul dalam bersaing di era modern harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang terkini di bidang psikologi dan manajemen sumber daya manusia.

Proses memotivasi karyawan agar menghasilkan produktivitas yang tinggi lewat kontribusi kinerja yang terbaik harus berlandaskan wawasan teori motivasi kerja yang telah teruji secara ilmiah dan dalam prakteknya.

Di jaman pasar bebas dan globalisasi ini, insentif eksternal saja tidak cukup untuk memotivasi kinerja karyawan agar bekerja memberikan kontribusinya yang terbaik. Sistem reward and punishment atau imbalan finansial dan ancaman sanksi yang ada wajib dilengkapi dengan pengelolaan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan secara signifikan.

Kini, ribuan perusahaan multinasional menggunakan metode yang lebih komprehensif dalam menyusun kebijakan-kebijakan pada manajemen sumber daya manusianya. Teori motivasi yang digunakan mempertimbangkan juga pengaruh-pengaruh internal seperti spesifikasi karakter dari setiap karyawan turut dievaluasi untuk ditindaklanjuti dengan prosedur yang beragam disesuaikan dengan karakteristik inti dari masing-masing karyawan.

Sebagai contoh, perusahaan dalam upayanya memotivasi para karyawan turut memperhitungkan nilai-nilai yang dianut seperti kebutuhan terdalam atau hasrat. Sehingga, manajemen dapat menyesuaikan jabatan dan tugas-tugas yang harus dikerjakan dapat berhubungan dengan hasrat dari masing-masing karyawan yang berbeda-beda ukurannya.

Semua orang akan sangat termotivasi dalam bekerja jika pekerjaannya sesuai dengan hasratnya yang paling bernilai. Menurut teori motivasi kerja dengan memasukkan pengaruh hasrat yang telah divalidasi secara ilmiah, para karyawan akan memiliki motivasi kerja yang tinggi jika apa yang dikerjakan berhubungan dengan apa yang dianggap paling penting sesuai hasrat intinya.

Motivasi Kerja dengan Hasrat Inti

Hasrat inti atau kebutuhan terdalam yang dinilai penting oleh karyawan memiliki ukuran yang beragam. Variasi dari ukuran kepentingan hasrat ini berbeda-beda sesuai kebutuhan terdalam yang dimiliki oleh masing-masing karyawan. Hasrat inilah yang memberikan pengaruh yang kuat terhadap motivasi kerja karyawan.

Misalnya, ada karyawan yang berhasrat untuk berkuasa, unggul dalam persaingan, memiliki pengaruh, gemar berkompetisi atau berprestasi, dan status yang tinggi. Ada juga yang menginginkan penerimaan, berkelompok dan memiliki koneksi yang erat seperti dalam hubungan sosial, bekerja demi keluarga, menarik perhatian lawan jenis, senang berteman, dan seterusnya.

Hasrat inti lainnya adalah keinginan untuk bertumbuh, terus belajar dan mengembangkan kompetensi diri, ingin berguna bagi kepentingan yang lebih besar, ingin merasa bermakna karena mengerjakan sesuatu yang berarti, serta menjunjung idealisme seperti norma-norma keadilan, kehormatan, dan sebagainya.

Beberapa karyawan juga ada yang lebih condong untuk mudah bosan, ingin bertualang dan menjelajahi tempat-tempat serta kemampuan-kemampuan yang baru, jenuh jika tidak ada tantangan atau peluang-peluang untuk mengekspresikan keunikan. Namun ada juga yang lebih mengutamakan keamanan kerja, kestabilan pendapatan, keteraturan dalam menjalankan keseharian, dan ketenangan pikiran.

Pengukuran Pengaruh Hasrat Terhadap Motivasi Karyawan

Kesemua hasrat inti ini harus dinilai kadar dan kecenderungannya. Pengaruh dari hasrat amatlah signifikan terhadap motivasi kerja. Perusahaan bisa menggunakan jasa konsultan bisnis untuk memprofil semua karyawan dan menentukan pendekatan motivasional yang tepat terhadap setiap karyawan.

Bisa saja satu orang karyawan memiliki kombinasi dari semua hasrat inti, tapi sebenarnya memiliki level prioritas yang beragam untuk setiap hasrat yang dianut. Pengaruh intrinsik dari hasrat inti yang diprioritaskan seseorang adalah motivator kunci dan membantu prediksi perilaku serta reaksi individu terhadap pekerjaan yang dilakukan.

Pengejaran hasrat inti yag sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan akan memberikan energi semangat yang tinggi untuk karyawan mengerjakannya. Hasilnya adalah keunggulan dalam kinerja, produktivitas yang meningkat untuk perusahaan, dan kepuasan kerja bagi sang karyawan.

Taksonomi kebutuhan manusia secara empiris dapat dirumuskan dalam beberapa kebutuhan mendasar seperti ragam hasrat inti dan variasi keinginan yang terdalam. Manajemen sumber daya manusia harus mampu mengelola pendekatan-pendekatan yang tepat sesuai penilaian profil dari karakteristik masing-masing karyawan sesuai kriteria hasrat inti yang diprioritaskan demi kemajuan perusahaan.

Rahasia kesuksesan praktek teori pengaruh hasrat terhadap motivasi kerja karyawan ini adalah implementasinya yang harus terintegrasi dengan prosedur kerja serta budaya organisasi yang diterapkan oleh manajemen perusahaan. Dan tidak lupa, pelatihan-pelatihan yang berkala untuk merevitalisasi penerapan dari teori motivasi ini agar kualitasnya terkendali dan semakin meningkat lagi.

Saya akan membahas studi kasus dari kesuksesan penggunaan teori motivasi kerja karyawan dengan pengaruh hasrat dalam tulisan-tulisan selanjutnya di blog 100motivasi ini. Stay tuned!

Baca Juga:
Gratis buku ebook cara menjadi magnet uang; The Money Magnet
Teori Motivasi dari Hati
Motivator Karyawan: 7 Kunci Motivasi Intrinsik
Motivasi Karyawan dengan Prinsip Persuasi
Motivasi Karyawan: Paradigma Kerja, Pengaturan Perspektif dan Pengolahan Persepsi

Iklan