Tips Motivasi

Focusing on Happiness

Tag: teori motivasi

Mengingat Abraham Maslow: Teori Motivasi Hirarki Kebutuhan

Tanggal 1 April 1908 adalah hari kelahiran Abraham Maslow, Bapak Psikologi Modern yang terkenal dengan teori hirarki kebutuhan manusianya.

Maslow membagi hirarki kebutuhan manusia menjadi 5 tingkatan: fisik/bertahan hidup, keamanan, cinta dan kebersamaan, penghargaan, serta aktualisasi diri. Kesemuanya adalah kebutuhan yang mendorong manusia untuk bertindak. Motivasi yang menggerakkan.

Maslow merupakan penggerak awal gerakan psikologi positif, yang berfokus pada potensi pikiran manusia untuk mengembangkan diri. Daripada hanya sekedar ilmu yang menangani permasalahan batiniah diri manusia. Revolusi dari psikologi positif membawa teori motivasi yang dapat diaplikasikan kepada kondisi manusia masa kini.

Di jaman modern ini, banyak pekerja yang awalnya mencari nafkah demi menghidupi diri dan keluarga telah dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan mendasar dalam hirarki Maslow seperti sandang-pangan-papan dan beranjak ke kebutuhan yang lebih tinggi lagi.

Sekarang, para karyawan di beberapa perusahaan telah merasa mampu memenuhi beragam kebutuhan tapi banyak yang merasa malas dan kurang termotivasi. Hal ini disebabkan ada kebutuhan-kebutuhan yang belum sepenuhnya terpenuhi. Dan menurut teori hirarki kebutuhan Abraham Maslow, ada tingkat kebutuhan tertinggi yang sering tidak disadari, apalagi terpenuhi: yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri.

Baca entri selengkapnya »

Teori Motivasi: Pengaruh Hasrat Terhadap Motivasi Kerja Karyawan

Hasrat adalah kunci motivasi, sedangkan determinasi dan komitmen yang teguh untuk mengejar tujuan adalah yang memungkinkan pencapaian kesuksesan. -Mario Andretti

Teori motivasi terus berkembang dan semakin efektif dalam prakteknya. Perusahaan-perusahaan yang ingin unggul dalam bersaing di era modern harus mampu memanfaatkan ilmu pengetahuan yang terkini di bidang psikologi dan manajemen sumber daya manusia.

Proses memotivasi karyawan agar menghasilkan produktivitas yang tinggi lewat kontribusi kinerja yang terbaik harus berlandaskan wawasan teori motivasi kerja yang telah teruji secara ilmiah dan dalam prakteknya.

Di jaman pasar bebas dan globalisasi ini, insentif eksternal saja tidak cukup untuk memotivasi kinerja karyawan agar bekerja memberikan kontribusinya yang terbaik. Sistem reward and punishment atau imbalan finansial dan ancaman sanksi yang ada wajib dilengkapi dengan pengelolaan faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi motivasi kerja karyawan secara signifikan.

Kini, ribuan perusahaan multinasional menggunakan metode yang lebih komprehensif dalam menyusun kebijakan-kebijakan pada manajemen sumber daya manusianya. Teori motivasi yang digunakan mempertimbangkan juga pengaruh-pengaruh internal seperti spesifikasi karakter dari setiap karyawan turut dievaluasi untuk ditindaklanjuti dengan prosedur yang beragam disesuaikan dengan karakteristik inti dari masing-masing karyawan.

Sebagai contoh, Baca entri selengkapnya »

Prinsip Olimpiade untuk Motivasi Karyawan

Kompetisi melatih pengendalian diri. Mengajarkan tentang kekalahan dan kemenangan, tidak hanya dalam dunia olah raga namun juga tergambar dalam kehidupan sehari-hari. Kita harus memahami bahwa kita bisa saja kalah di suatu hari dan bisa menang di hari selanjutnya. Selalu dengan senyuman yang sama di wajah kita. -Jean Claude Killy (Juara Olimpiade)

Pierre de Coubertin adalah pendiri Komite Olimpiade Internasional dan dijuluki sebagai bapak Olimpiade modern. Olimpiade adalah tradisi dari jaman Yunani kuno dimana para atlit yang terhebat, terkuat, dan tercepat berkompetisi.

Coubertin meneruskan tradisi suci yang bertujuan menciptakan kedamaian ini menjadi kompetisi yang menjunjung tinggi idealisme dalam sportivitas. Yang diungkapkan oleh Coubertin sebagai berikut;

L’important dans la vie ce n’est point le triomphe, mais le combat, l’essentiel ce n’est pas d’avoir vaincu mais de s’etre bien battu.

Artinya: yang paling penting dalam hidup bukan perayaan tapi perjuangannya, hal yang terutama bukanlah kemenangan namun berjuang dengan upaya yang baik.

Kini, namanya diabadikan menjadi sebuah medali yang diberikan untuk para atlit yang menunjukkan semangat sportivitas yang tinggi di perlombaan Olimpiade. Medali ini sangatlah dihargai, bahkan dinilai lebih tinggi dari medali emas.

Dalam piagam Olimpiade, filosofi Coubertin ini dijabarkan sebagai usaha meningkatkan serta menyeimbangkan kualitas badan, tekad, dan pikiran untuk menciptakan kebahagiaan dalam perjuangan dengan memberikan teladan, saling menghormati secara etis sesuai prinsip-prinsip yang sejati.

Prinsip-prinsip dasar yang bisa kita petik dari Olimpiade ini adalah: mengejar keunggulan, bermain adil (fair play), kesenangan dalam berusaha, menghormati orang lain, dan harmonisasi tubuh dengan pikiran.

Kesemua prinsip ini bisa kita terapkan ke dalam dunia kerja. Organisasi yang mengharapkan keunggulan dalam bersaing dapat menjadikan prinsip-prinsip dalam Olimpiade agar tetap berusaha di jalur yang harmonis, yang tidak merugikan orang lain, lingkungan, dan diri sendiri.

Baca entri selengkapnya »

Motivasi Karyawan dengan Teori Flow

Ketika pekerjaan dinikmati, hidup serasa menyenangkan; ketika kerja dianggap kewajiban, kehidupan seperti perbudakan. -Maxim Gorky

Kita semua pernah mengalami saat waktu berlari tanpa disadari. Hal ini biasanya terjadi ketika kita mengerjakan sesuatu yang kita sukai. Pikiran menjadi sangat fokus berkonsentrasi. Tiada kebosanan, yang ada hanya kesenangan pribadi. Kita menjadi lupa diri. Beraktivitas penuh semangat dan motivasi.

Kondisi ini secara psikologi disebut ‘flow’ atau mengalir. Istilah lainnya adalah berapi-api, fokus prima, konsentrasi penuh, terpusat, in the zone, present, in the moment, groove, in tune, dan lain-lain.

Teori flow ini, konsepnya dikemukakan oleh seorang psikolog bernama Mihaly Csikszentmihalyi.

Dan jika seseorang bekerja di dalam keadaan flow ini maka dia akan sangat bersemangat dan konsentrasi penuh dengan pekerjaan yang sedang dilakukannya. Kepercayaan dirinya menjadi meningkat secara maksimal dan termotivasi penuh untuk meraih tujuan.

Baca entri selengkapnya »

Teori Motivasi ERG Alderfer: Existence-Relatednes-Growth

Butuh keberanian untuk bertumbuh dan merealisasikan potensi diri kita yang sejati. -E. E. Cummings

Clayton Paul Alderfer adalah seorang pakar psikologi organisasi di Amerika. Alderfer mengembangkan teori motivasi hirarki kebutuhan Abraham Maslow menjadi lebih efektif dan efisien. Silahkan baca tentang teori motivasi piramida Maslow di blog 100motivasi.wordpress.com dengan klik disini.

Piramida kebutuhan manusia yang digagas Maslow diklasifikasikan menjadi tiga kategori oleh Alderfer. Ketiga tingkatan kebutuhan itu adalah; eksistensi, hubungan, dan pertumbuhan. Biasa disebut sebagai teori motivasi ERG (Existence, Relatedness, dan Growth).

Seperti pada model hirarki Maslow yang berjenjang, teori ERG juga memiliki prioritas sesuai dengan urutannya. Penelitian menunjukkan ketimpangtindihan piramida kebutuhan Maslow, dan teori motivasi ERG memberikan solusinya.

Teori Motivasi ERG Aderfer ini bisa diaplikasikan secara tepat mengikuti kebutuhan personal setiap individu di dalam sebuah organisasi. Studi empiris dalam menetapkan ketiga kebutuhan ini telah diuji dan dibuktikan secara ilmiah.

Teori ERG bersifat progresif namun tetap fleksibel tanpa mengharuskan optimalisasi pemenuhan ketiga kebutuhannya. Walaupun para manajer juga mesti memperhatikan pemenuhan ketiga kebutuhan pada karyawannya.

Baca entri selengkapnya »