Sang Terminator dan Absurdisme
by @rezawismail
Sama seperti tokoh "The Stranger" dalam novel oleh Filsuf Albert Camus yang bisa menembak seseorang tanpa perasaan,
Begitu juga sang Terminator yang menembak targetnya tanpa emosi.
Tapi setelah itu, hidupnya sebagai robot tidak punya tujuannya lagi, tidak ada arti.
Apalagi ternyata yang menciptakannya, Skynet, menjadi tiada, tak ada lagi yang memprogramnya & memberikan tujuan.
Sungguh absurd, dia tetap hidup sampai tua tanpa tahu apa arti hidupnya atau apakah ada makna akan keberadaannya.
Tapi dia juga tak bunuh diri secara fisik atau secara intelektual (dengan beriman kepada sistem kepercayaan tertentu).
Walau pun sang Terminator tidak punya panduan moral, tak ada garis benar-salah, dia bisa menemukan kebebasan hidup.
Bebas memilih nasibnya, menjalani hari demi hari menjadi suami dan seorang ayah juga menjalani hobi tersembunyi.
Dan pada akhirnya, dia menjadi pahlawan sebagai takdir final yang dia pilih sendiri.
Sang Terminator memberontak, melawan absurditas keberadaannya, menatap balik kehampaan & memukulnya sampai mati.
Sama seperti kesimpulan terakhir dalam Esai Mitos Sisyphus oleh Filsuf Albert Camus; kita bisa bayangkan, dia bahagia..
*image credits © Terminator: Dark Fate
#filosofifilm #filsafatfilm #filsufnonton