Tips Motivasi

Anti Stres *Metode Spiritual Motivasi Diri & Manajemen Emosi ^ Pencerahan #mindfulness #nonduality

Tag: pegawai

Kepemimpinan yang Memotivasi

Riset oleh seorang peneliti bernama Jones, Ph.D dari Universitas Benedictine mengungkapkan bahwa para karyawan manajerial di tingkatan bawah yang merasa dihargai oleh atasannya terbukti menurunkan tingkat perpindahan/keluarnya sang pegawai 52% lebih kecil. Kepemimpinan yang memotivasi adalah kepemimpinan yang membuat para karyawan merasa dibutuhkan kontribusinya.

Mungkin sepertinya sepele, tapi inilah kebenarannya. Seorang pekerja akan bekerja lebih baik kalau merasa dihargai.

Uang, prestis, dan segala aspek dari karir seorang karyawan kecil artinya jika ia merasa tidak diperdulikan oleh atasannya.

Kepemimpinan yang ideal harus mencakup kepedulian kepada karyawannya. Seorang pemimpin harus mendukung kebijakan yang memberikan penghargaan. Pimpinan yang baik mendorong bawahannya agar berani berbicara dan memberikan ide-idenya.

Pada suatu penelitian di sebuah industri ditemukan hasil yang menggembirakan dengan menerapkan kebijakan yang membuat sang pekerja merasa dibutuhkan. Terhitung biaya produksi bisa dihemat hingga 35% bahkan kepuasan pelanggan bisa meningkat hingga 91%!

Jika kamu seorang supervisor tingkat rendah pun kamu bisa membuat perubahan. Meski kamu tidak berwenang menaikkan gaji dan jabatan bawahan kamu, tapi kamu punya kekuatan untuk meningkatkan produktivitas orang-orang di bawah kamu. Dan pada akhirnya memajukan perusahaan. Apalagi kalau kamu direktur!

Berikanlah perhatian yang baik sebagai seorang atasan kepada bawahannya:

1. Tanyakan jika terdapat kesulitan atau hambatan yang ditemui dalam melaksanakan pekerjaannya.

2. Berikan pujian yang memang pantas didapatkan, bukan sekedar basa-basi. Tapi jangan sampai tidak pernah sama sekali. Minimal berilah penghargaan seminggu sekali sesuai konteks, dampak, dan terarah pada individualitas si karyawan tersebut.

3. Mintalah ide-ide baru, dengarkan masukan dan pemikiran sang bawahan dengan penuh perhatian. Doronglah keberaniannya berbicara dengan menjadi pendengar yang baik.

4. Bangunlah keakraban, tanyakan hobi personal atau cerita tentang asal-usul dan keluarganya. Nilailah karakternya serta pahamilah kepribadian sang pegawai.

5. Tetap menjaga karisma dan jangan terlalu berlebihan dalam memberikan pernghargaan. Proporsional dan adil merata terhadap semua bawahan.

Sekian dahulu tips saya kali ini. Semoga kita bisa menemukan cara-cara yang kreatif untuk membuat kondisi bekerja yang kondusif di tulisan lainnya…

Iklan

Cara Memotivasi Karyawan

Ada beragam taktik untuk memotivasi karyawan supaya produktif. Khususnya karyawan yang berada pada lini bisnis perusahaan. Tapi tidak berarti perusahaan bisa lengah mengawasi karyawan yang berada pada lini operasional.

Oleh karena, jika motivasi karyawan pada lini operasional ini kendur, bisa menimbulkan bahaya operasional dan menurunkan kecepatan perusahaan untuk maju.

Akan tetapi, yang lebih menentukan langkah maju sebuah perusahaan adalah para karyawannya yang berada di lini bisnis, yaitu para pegawai yang bekerja dengan memberikan peluang kepada perusahaan dengan bersentuhan langsung kepada prospek, pelanggan, pasar/lingkungan, bahkan pesaing.

Mereka adalah para pegawai di departemen marketing, business development, sales dan customer service. Mereka perlu motivasi tingkat tinggi untuk memajukan perusahaan. Selain itu, mereka juga harus dibekali ilmu yang mumpuni yang akan saya bahas di tulisan-tulisan selanjutnya.

Namun, pentingnya training dan pendidikan bagi para karyawan ini sangatlah penting. Apalagi di tengah-tengah kondisi lingkungan, pasar yang berubah disertai persaingan yang sengit.

Jangan sampai karyawan malah termotivasi untuk pindah ke perusahaan lain. Atau malah mengundurkan diri ingin berusaha sendiri atau berbisnis karena terinspirasi motivator lain 😉

Strategi memotivasi karyawan tidak terbatas pada sistem gaji/remunerasi yang adil, komisi untuk bagian sales yang sesuai prestasi, bonus, insentif, dll. Perusahaan harus menjalankan beberapa taktik untuk meningkatkan motivasi kerja para karyawannya.

Motivasi kerja yang tinggi akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi perusahaan dalam kegiatan bisnisnya. Tehnik motivasi yang efektif bukan hanya mencakup sistem imbalan yang lebih dari cukup tapi juga mempertimbangkan aspek psikologis seperti sosial, spiritual, dan emosional.

Beberapa taktik dari segi psikologi yang dapat meningkatkan motivasi seorang pegawai adalah:

1. Karyawan perlu diberikan pernyataan secara rutin dan berkala akan kontribusinya kepada perusahaan. Peran dan fungsi masing-masing karyawan harus diingatkan dan dihargai agar tercipta ikatan moral yang kuat dengan perusahaan.

Seorang karyawan harus diberitahu seberapa penting pekerjaannya oleh para atasannya, khususnya yang merupakan atasan langsungnya (satu level di atasnya).

2. Target dan tantangan di masa depan perlu digambarkan secara efektif kepada para karyawan. Perasaan antisipasi akan masa-masa yang akan datang ini akan membuat karyawan lebih siap dan lebih rajin.

Apalagi jika mereka tahu apa yang harus dilakukan untuk meraih target dan mengatasi tantangan yang akan dihadapi perusahaan di masa mendatang. Karyawan tidak perlu terlalu didikte akan apa-apa saja yang mesti dilakukan, sedikit otonomi akan memicu inovasi yang bisa memajukan perusahaan.

Dukung kreativitas dan penciptaan ide sepanjang koridor regulasi di dalam perusahaan. Aktualisasi diri dan kemandirian ini akan semakin membuat betah karyawan untuk bekerja di perusahaannya.

3. Taktik lain yang telah teruji dan terbukti adalah menjalin rasa kekeluargaan dan kebersamaan karyawan. Berikan sarana agar hubungan antar karyawan terjalin dengan baik. Lingkungan kerja yang harmonis akan semakin menguatkan motivasi karyawan.

Ikatan emosi antara atasan dan bawahan perlu dipupuk agar karyawan tidak merasa hanya dijadikan aset seperti mesin/robot namun sebagai rekan dan individu yang penting (VIP). Banyak karyawan yang pindah atau keluar oleh karena hubungan yang tidak harmonis di tempat kerja.

Dan biasanya dimulai dari turunnya produktivitas karyawan yang bersangkutan. Perusahaan harus mampu mengasimilasi budaya perusahaan yang tidak feodal tapi demokratis dan penuh keakraban.

4. Motivasi internal akan lebih menguatkan loyalitas daripada motivasi eksternal.

Karena, bisa saja karyawan malah lebih termotivasi untuk pindah ke perusahaan lain yang memberikan kompensasi (contoh motivasi eksternal) yang lebih besar. Perusahaan harus mampu menyediakan prasarana untuk menumbuhkembangkan motivasi internal ini.

Karyawan yang termotivasi secara internal berarti diberikan tugas yang cukup menantang, wewenang dan tanggung jawab yang mampu memunculkan perasaan bangga, serta penghargaan berkelanjutan atas pencapaian-pencapaiannya.

Para karyawan juga harus diberikan kesempatan untuk mengembangkan diri, menguasai suatu keahlian, dan memiliki perasaan bermakna bahwa pekerjaannya itu bernilai lebih di mata masyarakat atau kelompoknya.

Kerja sama dan kolaborasi yang sinergis harus menjadi motivator tak terlihat bagi para karyawan.

5. Karyawan harus mampu memahami secara jelas dan eksplisit apa yang dituntut perusahaaan kepadanya. Seorang karyawan mesti diberikan informasi yang detail dan fasilitas yang mendukung untuk keberhasilan kerjanya.

Masalah klasik perusahaan di hampir semua industri adalah masalah komunikasi. Bagaimana mengkomunikasikan visi dan misi perusahaan dari sebuah konsep menjadi tindakan yang kongkrit dan berkesinambungan.

Jelaskan dengan gamblang bagaimana karyawan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik. Kinerja mereka mesti terukur dan itu harus diterangkan dengan komunikatif agar karyawan juga bisa memberikan umpan balik dan masukan yang berarti.

Saluran komunikasi pendukung juga perlu dibuka sebanyak-banyaknya. Memo pribadi, pertemuan informal, penyampaian pendapat dan penghargaan secara publik, corong teknologi seperti email, sms, bbm, adalah beberapa jalan komunikasi yang dapat memberikan akses untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan.

Motivasi adalah ilmu pengetahuan yang terus berkembang. Banyak penemuan baru di bidang psikologi, ilmu saraf dan otak membuat wawasan para ilmuwan sebelumnya menjadi tidak relevan lagi.

Asumsi-asumsi yang ditemukan para peneliti 10 tahun yang lalu kini terbukti salah hampir 80 %. Teknologi seperti fMRI telah memberikan gambaran tentang aktivitas otak yang lebih akurat.

Dan pengembangan teknologi fMRI ini baru dilakukan hanya dalam waktu 5 tahun terakhir ini, khususnya di bidang motivasi. Motivasi berkaitan erat dengan aktivitas otak yang menjalankan fungsi-fungsi kimia dan elektrik dari hormon-hormon, emosi, serta kognisi.

Maka, perusahaan-perusahaan di jaman teknologi canggih ini mesti memiliki bekal ilmu motivasi karyawan yang terbaru agar tidak kalah bersaing. Era baru telah tiba, banyak penemuan baru, persaingan serta tantangan semakin menyulitkan. Tidak berubah berarti akan tergilas oleh perubahan.

Maukah kita berubah?

Faktor ‘X’ pada Motivasi Pegawai

“70 % kegagalan disebabkan oleh kurangnya eksekusi atau implementasi dari strategi; bukan karena lemahnya strategi itu sendiri.” -Ram Charan.

Hasil survey beragam industri: hanya 37 % pegawai/karyawan memahami apa tujuan tingkat korporat dan cuma 13 % yang bekerja sinergis secara optimal untuk tujuan perusahaannya. (Harris Interactive)

Banyak ide bagus berkembang dan bermunculan di ruang-ruang rapat direksi, manajer, staf di perusahaan. Akan tetapi, yang dibutuhkan oleh perusahaan bukan ide bagusnya melainkan eksekusi dari ide-ide (bahkan pada ide yang tidak terlalu bagus pada awalnya, tapi bisa direvisi sambil berjalan).

Inilah faktor terpenting dalam motivasi pegawai, eksekusi. Faktor X yang berari eXecution. Ide yang baik adalah ide yang dilaksanakan bukan yang bagus secara teori saja.

Banyak perusahaan gagal pada tahap pelaksanaan. Para eksekutif di banyak perusahaan tidak akan pernah kekurang ide, strategi, visi, misi, dll. Kita punya teori motivasi intrinsik, psikologi personal & intra-personal/dinamika sosial, drive, NLP, NAC, neuroscience, dll.

Bagaimana mengaplikasikan pengetahuan-pengetahuan ini menjadi praktek nyata? Seperti apa transisi dari teori/perencanaan menjadi implementasi? Ini membutuhkan faktor X (eksekusi) yang terdiri dari beberapa elemen penting:

1. Penetapan tujuan yang jelas dan terfokus. Tujuan ini harus bisa diterjemahkan ke dalam rencana tindakan mingguan dan harian (kalau perlu bulanan, semesteran, tahunan). Namun yang terpenting adalah pemusatan konsentrasi.

Kita harus berfokus pada satu sasaran terpenting dan prioritaskan maksimal 2 sasaran pendamping.

2. Penegasan antara jadwal perencanaan dan pelaksanaan. Jika sudah dalam tahap pelaksanaan sudah tidak perlu memikirkan perencanaan. Pemikiran akan dilakukan lagi pada tahap evaluasi dan perencanaan ulang yang dinilai dari akuntabilitas para manajer dan pegawai pelaksana.

Kalau diperlukan, perusahaan bisa menunjuk satu orang agen perubahan yang memimpin sekelompok pegawai (pecahlah suatu departemen/divisi menjadi beberapa kelompok kecil). Ciptakan juga simbolisasi dan kompetisi internal perusahaan dalam menanamkan budaya eksekusi dari strategi tingkat korporat perusahaan.

Tahap pelaksanaan juga mesti memiliki penanda untuk melacak dan mengukur seberapa jauh sudah berjalan serta seberapa dekat dengan tujuan akhir/bulanan, sebagai contohnya.

3. Atasan harus secara berkala memonitor perkembangan dari eksekusi strateginya.

Pegawai pun diberikan kesempatan untuk membuat pertanggungjawaban lewat evaluasi dan umpan balik. Para eksekutif perusahaan harus mampu mengkomunikasikan konsep dari nilai-nilai pokok/prinsip dari ide-ide/strateginya kepada manajer sebagai moderator dari para pelaksana.

Budaya perusahaan harus mampu men-stimulasi peran proaktif dari semua lini termasuk karyawan di level bawah. Penghargaan harus diberikan secara sederhana, agar lebih banyak memancing partisipasi aktif para pegawai.

Penghargaan sederhana akan mendorong keberanian pegawai dalam memberikan ide/tindakan yang memajukan perusahaan, yaitu dengan mengarahkan motivasi pegawai dari eksternal menjadi lebih bersifat internal (karena kesederhanaan penghargaannya).

Saya akan jelaskan lebih gamblang lagi beberapa konsep di atas yang mungkin belum terlalu jelas pada tulisan-tulisan selanjutnya. Stay tuned!

%d blogger menyukai ini: