1 Cara Memotivasi Tenaga Penjual
by @rezawismail
Seringkali, seorang tenaga penjual atau salesman merasa terdemotivasi. Tidak terlalu bersemangat dalam menjual.
Padahal ia sudah diiming-imingi dengan komisi yang tinggi jika berhasil menjual.
Tenaga penjual atau wiraniaga ini juga sudah dibekali dengan training sales dan ilmu marketing persuasif yang mumpuni.
Lalu kenapa bisa lesu?
Kurangnya motivasi pada tenaga penjual atau sang sales executive ini biasanya disebabkan oleh ego yang trauma tanpa ia sadari.
Trauma karena menerima begitu banyaknya penolakan. Nyalinya menjadi ciut duluan. Benaknya dipenuhi keraguan dan ketakutan.
Pada umumnya, tenaga penjual atau marketing representative yang kurang motivasi ini sudah lama tidak closing atau masih jarang membukukan penjualan.
Pikirannya menjadi down dan pesimis, pasrah bahwa nasibnya sedang tidak hoki. Sekali lagi, ego-nya sudah melemah.
Ada satu cara yang bisa jadi efektif untuk memotivasi tenaga penjual atau sales person yang sedang loyo ego-nya. Cara untuk menguatkan hatinya yang sudah dipenuhi keraguan atau ketakutan akan penolakan.
Caranya adalah dengan menyinggung ego sang penjual yang bertujuan membangkitkan emosinya, yaitu amarah untuk lebih spesifiknya.
Seperti dalam tulisan saya sebelumnya, perasaan takut gagal atau ketakutan ditolak pospek dalam kasus ini; mesti ditransformasikan mejadi perasaan marah yang lebih agresif.
Emosi marah yang berkobar-kobar lebih baik daripada perasaan ketakutan yang melumpuhkan.
Kunci dari trik ini adalah membuat ego sang tenaga penjual menjadi cukup terhina sehingga ia bangkit dengan motivasi tinggi dan ingin membuktikan kehebatannya sebagai seorang tenaga penjual.
Yang perlu diperhatikan oleh sang sales supervisor atau marketing manager adalah jangan terlalu berlebihan sehingga sang tenaga penjual malah menjadi benci dan memusuhi atasannya.
Kadar amarah yang dipancing harus mencukupi untuk mengobarkan semangat dan konstruktif tapi jangan sampai menjadi emosi kebencian yang malah kontra-produktif.
Kalau perlu buatlah “musuh tandingan” (dalam tanda kutip); dari persaingan yang sehat di antara para tenaga penjual di sebuah perusahaan. Ciptakan suasana bersaing di antara para tenaga penjual.
Kondisi kompetisi ini akan membakar semangat untuk menang. Hasrat alami untuk mencetak prestasi sebagai tenaga penjual yang juara dari kumpulan sales team di kantornya.
Silahkan sang atasan yang menangani masalah pemasaran melontarkan kata-kata yang merendahkan, menjatuhkan harga diri sang tenaga penjual tapi tetap dalam batas etika.
Hinaan yang menyinggung ego sang tenaga penjual sebaiknya memiliki cakupan yang fleksibel, yang nantinya bisa diproses oleh sang tenaga penjual menjadi sebuah tantangan untuk egonya. Jangan hanya sekedar caci-maki yang tidak produktif.
Tantangan ini menjadi sarana yang bisa dimanfaatkan sang tenaga penjual untuk membuktikan diri. Meninggikan ego dan kehebatan sebagai seorang tenaga penjual. Mendorong hasratnya untuk menjaga serta meningkatkan harga diri atau derajatnya. Aktualisasi dirinya.
Caranya, sang manajer pemasaran atau sang supervisor sebagai atasan; memberikan coaching yang memancing emosi, memicu perasaan marah sang penjual.
Buatlah si tenaga penjual ini menjadi merasa tertampar secara psikologi dan mendendam untuk melawan kata-kata sang atasan dengan memberikan hasil kinerja yang membungkam segala keraguan dan ketakutannya.
Intinya adalah, timbulkan rasa marah yang bisa menyapu ketakutan akan penolakan agar menjadi seorang tenaga penjual yang lebih agresif dalam memprospek sampai closing.
Akan tetapi, ini hanyalah salah satu cara memotivasi tenaga penjual dengan mengelola salah satu emosinya. Terdapat beberapa cara dan beragam tehnik lainnya yang mengolah beberapa jenis emosi yang lain dari sang tenaga penjual.
Gunakan dengan bijak dan jangan berlebihan.
Untuk tips dan trik lainnya silahkan membaca terus blog motivasi ini 🙂