Tips Motivasi

Anti Stres *Metode Spiritual Motivasi Diri & Manajemen Emosi ^ Pencerahan #mindfulness #nonduality

Kategori: eksekusi & produktivitas

Reaktif vs Proaktif

Jika ada suatu keadaan yang terjadi kita anggap sebagai kondisi yang negatif, jangan reaktif begitu saja dengan rasa yang timbul.

Walaupun terasa tidak mengenakkan, cobalah untuk pro-aktif!

Tarik nafas dan sadari, apa yang masih dalam kendali lalu lakukan yang bisa dilakukan.

Ubah dengan aksi, kerjakan apa saja atau sekecil apapun yang masih bisa diperbuat.

Jangan sampai mental korban membawa emosi atau depresi, bertindaklah demi perbaikan situasi serta kebahagiaan! 

Reza Wahyu – at Tipsmotivasi.com

Kerja yang Bermakna

Kerjakan yang kita suka, yang memberikan makna, maka tidak akan terasa kerja dan otomatis termotivasi sendiri!

Berpikir dan Bertindak

Ada saatnya berpikir, ada saatnya bertindak.

Melakukan kedua-duanya secara bersamaan akan sangat rentan gagal fokus dan mudah terpengaruh yang lain. Jangan sampai menyesal karena tidak optimal dalam berencana dan bertindak.

Pisahkan keduanya.

  • Berpikir sebaik-baiknya secara matang dengan mengantisipasi segala kemungkinan.
  • Bertindak sesuai rencana secara konsisten dengan energi serta konsentrasi maksimal.

Setelah bertindak barulah membuat evaluasi tindakan dan membuat perbaikan rencana jika diperlukan. Setelah membuat rencana yang lebih baik barulah bertindak mengikuti rencana jangan pusing-pusing berpikir lagi.

Namun dari semula, pastikan berpikir dahulu sebelum bertindak.

Cobalah dari hal-hal kecil, seperti membuat daftar belanja sebelum pergi berbelanja agar jangan sampai menyesal karena tidak ada daftar jadi berbelanja mengikuti impulsif pikiran atau pengaruh dari orang lain.

Setiap malam atau pagi, rencanakan hari dengan menuliskan prioritas sebanyak tiga sampai lima hal yang ingin dikerjakan hari itu.

Siapkan skenario yang setiap interaksi yang penting. Susun prosedur dari setiap kegiatan. Semua aktivitas kalau bisa ada protokolnya.

Sehingga di saat kita akan mengeksekusi rencana, kita tidak ragu sampai labil atau bingung dan tak termotivasi karena sudah tinggal menjalankan rencana tanpa perlu susah-susah lagi berpikir.

Kalau kita masih malas bertindak dan mengaplikasikan rencana, itu berarti kita masih dalam mode berpikir. Energinya masih banyak ada di dalam pikiran belum tersalurkan kepada otot-otot tindakan.

Terdapat masa transisi dari mode berpikir ke mode bertindak. Tips motivasi untuk mengerjakan apapun sesuai rencana semula adalah: 

  1. Pertama-tama, kita harus membuat rencana tindakan langkah demi langkah yang jelas secara urut walaupun juga bisa membuat beberapa rencana cadangan atau alternatif tapi tetap tertib dan mendetail.
  2. Kemudian setelah berpikir keras dan menghasilkan rencana yang brilian, mulailah berhenti berpikir jika sudah mau memulai tindakan dari rencana tersebut sesuai dengan waktu tenggat (dead line) yang telah ditetapkan.
  3. Salurkan perhatian dari pikiran kepada sensasi fisik pernafasan. Rasakan gerakan dada atau perut, jalannya udara di hidung, dan atur pernafasan dengan sengaja.
  4. Kalau perlu tahan nafas sebisa mungkin dan mulai bertindak. Jika masih sulit bertindak, mulailah dari satu tindakan sederhana. Gerakkan satu jari, telunjuk misalnya.
  5. Setelah itu, gerakkan semua jari lalu seluruh tangan, kedua tangan, selanjutnya  tubuh dan kepala mulai bergerak. Lanjutkan gerakan kecil menjadi satu aktivitas seluruh tubuh.
  6. Gerakan seluruh tubuh ini memulai mode bertindak dan menghentikan mode berpikir, maka jangan kembali ke mode berpikir lagi.
  7. Segera lakukan langkah pertama dari rencana yang telah disusun di langkah kesatu dan ikuti urutannya untuk bertindak sesuai rencana.

(Saya mendapatkan ide transisi ini saat mengalami sleep paralysis yaitu kelumpuhan otot di saat otak terjaga dan sadar, namun tubuh masih dalam keadaan tidur dan otot-otot tidak ada yang bisa digerakkan kecuali ada sedikit pergerakan badan saat bernafas, kemudian saya mencoba bangun dari tidur tersebut)