Kelelahan dalam Memutuskan
by @rezawismail
Steve Job seringkali mengenakan pakaian yang sama dengan alasan untuk tidak membuang-buang energi dalam memutuskan warna atau jenis baju mana yang akan dipakai, agar lebih fokus untuk membuat keputusan-keputusan yang lebih penting.
Energi mental yang digunakan dalam mengambil keputusan-keputusan di dalam keseharian seseorang ada batasnya. Sama seperti otot, kekuatan kehendak, disiplin diri, dan penggunaan pikiran untuk memutuskan dapat menurun kualitasnya seiring waktu. Hal ini biasa disebut sebagai kelelahan.
Dalam ilmu psikologi, kelelahan dalam memutuskan mengacu pada kualitas keputusan yang menurun seiring banyaknya pengambilan keputusan yang telah dibuat sebelumnya. Kelelahan dalam memutuskan menjadi salah satu penyebab dari hasil pengambilan keputusan yang kurang rasional.
Sebagai contoh, banyak hakim terbukti membuat vonis yang kurang adil di sore hari daripada pagi hari. Kelelahan dalam memutuskan juga dapat menyebabkan konsumen membuat pilihan yang kurang baik saat membeli sesuatu.
Ketika seorang calon pembeli mobil mengunjungi dealer, dia bisa saja merasa kewalahan oleh banyaknya pilihan untuk kredit, asuransi, aksesoris, dan sebagainya yang berbeda-beda. Kewalahan sebagai bentuk kelelahan mental dalam mengambil keputusan membuat seorang pembeli rentan dari bujuk-rayu sang penjual. Konsumen yang kelelahan dalam memutuskan akan sangat dimungkinkan untuk membuat pilihan yang kurang berkualitas.
Jonathan Levav dari Stanford University telah melakukan penelitian yang menunjukkan bagaimana kelelahan dalam memutuskan dapat membuat orang yang biasanya rasional dan tegas, tidak bisa menahan tawaran-tawaran pemasaran seperti promosi dan diskon harga untuk membeli anti karat buat mobil baru mereka misalnya.
Peneliti dari Princeton University, Dean Spears, menyimpulkan bahwa kelelahan dalam memutuskan yang disebabkan oleh kebutuhan yang terus-menerus adalah faktor utama yang mendesak orang dalam membuat keputusan yang buruk. Misalnya saat berbelanja kebutuhan pokok di pasar swalayan yang menimbulkan kelelahan mental akibat mengambil banyaknya keputusan di setiap pemilihan barang-barang yang dibutuhkan untuk dibeli, sehingga pada saat orang itu sampai di kasir, dia akan lebih tergoda untuk membeli minuman atau makanan ringan atau permen atau coklat atau apapun yang ada di dekat meja kasir.
Kelelahan dalam memutuskan bisa berakibat tidak hanya keputusan yang ceroboh dan impulsif, tapi juga bisa menimbulkan penundaan dalam mengambil keputusan, yaitu ketiadaan keputusan alias menjadi tidak produktif. Penelitian oleh Iyengar dan Lepper (2000) menemukan bahwa orang yang memiliki lebih banyak pilihan, seringkali merasa berat untuk memutuskan apapun, dan tingkat kepuasan dari pengambilan keputusan menjadi lebih rendah ketika mereka dihadapkan dengan puluhan pilihan daripada ketika mereka memiliki pilihan-pilihan yang terbatas.
Pilihan-pilihan yang banyaknya berlebihan bisa menjadi beban mental dalam pengambilan keputusan dan akhirnya malah menjadi kontraproduktif. Psikologis dari Florida State University, Roy Baumeister, juga menemukan bahwa kelelahan mental dalam mengambil keputusan secara langsung terkait dengan kadar glukosa yang rendah, dan untuk mengembalikan kemampuan dalam membuat keputusan yang efektif; otak perlu asupan energi yang cukup agar bisa berpikir secara logis dan akurat.
Peneliti Carol Dweck menemukan bahwa kelelahan dalam memutuskan bisa berbeda-beda tingkat ketahanannya, tergantung dari tingkat keyakinan seseorang akan kekuatan kehendak yang dimilikinya. Dia menyatakan bahwa kemauan dalam berdisiplin dan citra diri yang kuat adalah suatu sumber daya yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja yang produktif.
Kelelahan dalam memutuskan ini dapat mengganggu kedisiplinan diri. Penelitian telah menunjukkan kaitan antara kelelahan dalam memutuskan dan deplesi ego, yaitu kemampuan seseorang untuk mengendalikan diri terhadap impuls menjadi menurun akibat mengalami apa yang disebut sebagai kelelahan dalam memutuskan. George Loewenstein berpendapat bahwa pria-pria yang bermasalah dalam kehidupan pribadi akibat kurangnya pengendalian diri bisa jadi berasal dari kelelahan mental akibat dari banyaknya pengambilan keputusan di kantor.
Maka dari itu para pria (dan juga wanita), prioritaskan pengambilan keputusan pada saat harus memutuskan hal-hal yang penting, dan tundalah pembuatan keputusan di saat pikiran sudah banyak mengambil keputusan. Agar kelelahan dalam memutuskan tidak lantas membuat kita menyesal telah memilih tindakan yang salah atau kurang menguntungkan.
Salam damai!