pain is inevitable suffering is optional (Cara Melepaskan ‘Diri’ dari Stres)

by @rezawismail

Stres adalah terlalu memikirkan hal-hal di luar kendali diri; seperti perilaku orang lain, kejadian yang di luar kontrol.

Fokuslah hanya pada hal-hal yang bisa dilakukan; berusaha yang terbaik, bertindak optimal yang bisa diperbuat.

Itu adalah filosofi stoikisme tentang dikotomi kendali, kontrol dualistis.

Tapi bebas stres belum tentu bahagia Nirvana, untuk itu harus pelajari filosofi Anatta (No Self) dan Advaita atau non-dualisme.

Bahwa sesungguhnya dalam kebenaran sejati selain hidup ini ada sakit dan duka juga semuanya serba tak pasti serta tak ada yang permanen, adalah: tanpa diri.

Yang berarti justru semuanya ada di luar kontrol diri, segalanya akan berubah di luar kendali dan tidak ada pengendali.

Sekali lagi: tidak ada sang diri yang mengontrol atau menjadi pengendali.

Sehingga tidak perlu terlalu memikirkan semuanya, bebas dari stres, pasrah total mengikuti kisah ini, dan enjoy the movie!

Ingat: “Pain is inevitable, suffering is optional…” renungkanlah kalimat ini.

Alami semua pengalaman tanpa perlu ada yang mengalami, rasakan segala sensasi tanpa ada ilusi ego diri di dalam pikiran.

Pikiran itu nyata, sama seperti semua yang bisa disentuh, dilihat, didengar, di-inderai, namun isi pikirannya adalah fiksi.

Lepaskan segala paradigma berpikir kecuali yang nyata yang bisa diinderai.

Jika persepsi sudah bertransformasi, tandanya gerbang maya telah dilewati.