Sales Success Story

by @rezawismail

Alkisah,
Ada dua orang sales person di sebuah perusahaan. Kita sebut saja sales 1 dan sales 2. Sales 1 memiliki prestasi penjualan yang selalu tinggi. Sedangkan sales 2 jarang closing. Mereka berusia sepantaran, penampilan yang tidak jauh beda, dan tingkat intelegensi yang setara.

Secara emosi, mereka sama-sama termotivasi setelah mendengarkan ceramah motivator dan memiliki wawasan product knowledge yang juga sama. Lalu, apa yang membedakan mereka sehingga menghasilkan perbedaan kinerja penjualan yang signifikan?

Jawabannya adalah kebiasaan. Sales 1 mempunyai kebiasaan yang sangat mendukung kesuksesannya. Dia secara konsisten memprospek dengan kuota yang sama banyaknya terlepas dari berapapun banyaknya penolakan yang didapat. Sales Activity-nya tidak bergantung pada perasaan seperti kecewa atau ketakutan ditolak. Semangat menjualnya tidak tergantung tingkat motivasi yang dirasakan.

Kekuatan Kebiasaan

Sales 2 bisa saja menjadi begitu termotivasi setelah mengikuti seminar dan mempelajari teknik-teknik marketing, tapi setelah beberapa minggu dia akan kembali ke pola lamanya. Kebiasaannya yang sudah terpola begitu dalam di jalan saraf otaknya. Sales 2 sudah terbiasa memprospek dengan seadanya dan reaktif. Namun sales 1 adalah tenaga penjual yang konsisten dengan kebiasaan memprospeknya yang lebih unggul dan proaktif.

Dan kekuatan kebiasaan ini sangatlah besar. Kebiasaan-kebiasaan kita adalah yang membentuk kehidupan kita. Kualitas hidup ditentukan oleh pola-pola jalan saraf di otak yang sudah tertanam kuat membentuk kebiasaan-kebiasaan yang sulit diubah.

Sekarang pertanyaannya, apakah kita memiliki cukup banyak kebiasaan baik yang positif daripada yang negatif? Dan bagaimana kita bisa mengontrol kebiasaan-kebiasaan yang kita punya supaya mendukung tujuan-tujuan yang kita miliki? Disini, saya akan membahas cara menginstal sebuah kebiasaan karena itu yang paling sulit.

Menginstal Kebiasaan

Maka dari itu, kita harus memulai dari membentuk sebuah kebiasaan dari yang mudah dulu. Dan cukup satu saja dahulu agar lebih fokus sampai kebiasaan itu tertanam di dalam otak kita yang terdalam. Sehingga prioritas utama dalam menciptakan suatu pola kebiasaan baru adalah dengan memfokuskan pada satu tujuan saja dahulu.

Pertama-tama, mulailah dari yang mudah, kurangi kadarnya sampai nyaman untuk dilakukan secara rutin, yang penting konsisten sampai berminggu-minggu. Bahkan sebaiknya hingga 3 bulan, setelah rutinitasnya menjadi konstan dan stabil barulah kita bisa melangkah menciptakan satu kebiasaan positif lainnya.

Kita juga bisa membentuk sistem pendukung dalam pembentukan kebiasaan baru ini seperti rekan perubahan, komitmen publik, aplikasi dari imbalan atau ganjaran, dan beserta roadmap rencana antisipasi dengan beberapa alternatif pola penanaman ritual.

Saya akan membahas lebih detail dari kekuatan kebiasaan ini dan cara-cara yang efektif dalam memanfaatkan kekuatan kebiasaan ini untuk kesuksesaan serta dalam kehidupan kita secara keseluruhan pada tulisan selanjutnya. Sampai nanti, salam sentosa!

baca juga:
Perubahan Bukan Menggunakan Kekuatan Tekad Saja
Langkah Sales Menjadi Sukses
Keahlian Terpenting Seorang Sales
Disiplin Diri untuk Berubah